Ringkas

, , , , ,

Saya selalu menerjemahkannya dengan ringan dan tangkas.

Dalam segala hal. Ketika berpikir, bertindak dan melamun. Dalam memilih kata dan membuat kalimat. Pendek. Ringan. Tangkas. Trengginas.

ti-lite-26spx-full-1

Saat membuat laporan kepada atasan, buat saja seringkas mungkin. Ringan namun tangkas. Ndak njlimet dan sampaikan seperlunya. Tak perlu banyak bumbu. Bos kita punya banyak anak buah. Jika setiap anak buah bikin laporan masing-masing tiga halaman, setia hari dia harus baca kumpulan laporan setebal kulkas satu pintu. Kapan dong dia sempat baca korannya?

Ketika berbicara dengan siapapun, di rumah, kantor, ruang publik, maka sajikan informasi, gaya maupun gerak tubuh yang juga ringkas. Budaya lisan kita kuat. Jauh lebih kuat dari Tembok Berlin. Budaya lisan kita disukai semua pihak. Kawan maupun lawan. Ngobrol. Ngegosip, dengan preambule khas yang terbukti ampuh: “Eh, tau ndak?”. Lalu tsunami informasi berkelindan. “Si A itu ya”. “Si C itu ya”.

Setiap penulis linimasa memiliki otoritas penuh untuk menuangkan ide dan menyajikannya kepada pembaca. Kami tak menggunakan editor, dan semua isi merupakan tanggung jawab masing-masing penulis. Namun kami memiliki kesepakatan tidak tertulis bahwa urusan dunia maya sudah terlalu banyak. Jika menulis terlalu panjang, linimasa tak ubahnya pidato kebudayaan. Ringkas. Kami menulis seringan, semudah, sependek mungkin. Hanya hati dan ide yang dituangkan untuk didengar dalam kurun waktu dua hingga lima menit.

Ringan. Tidak berat. Tidak membosankan. Chiki. Senyum. Mudah. Ndak perlu berlama-lama. Lazim.

Tangkas berarti secara materi, isi, telah secara mandiri dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri. Handal. Memberikan solusi. Kalimat yang tidak mengambang. Ada ketegasan. Menjawab persoalan. Memberikan harapan. Juga mudah untuk berkelit. Sulit untuk ditaklukkan.

Ringkas. Ringan dan tangkas. Seperti membawa satu tas ransel untuk bepergian, tanpa perlu repot dititipkan di layanan bagasi. Percaya bahwa di luar sana akan ada penjual celana dalam, kaos oblong, sikat gigi, anduk, dan sendal jepit. Bahkan tas ransel kita ndak susah payah diletakkan dalam kabin.

Ringkas. Ringan dan tangkas seperti membawa sepeda lipat saat bepergian setiap hari, kemanapun. Parkir gratis. Bensin bratis. Aman. Hanya saja tagihan warteg agak membengkak.

Ringkas itu layar hape dengan satu tombol. Blog dengan satu topik. Sepatu kets. Polo shirt. Gojek. Google. Twitter. Haiku. Meme. GoPro.

Bagaimana dengan hati? Perasaan saat ini. Kesadaran diri. Mood. Apakah perlu ringkas? Wajib. Berpikir dengan ringan. Tanpa beban. Sadar bahwa berserah diri adalah jalan terbaik. Waktu yang akan menyelesaikan. Masalah berat akan berjamur. Lapuk sendiri. Selama kita selalu jaga kelembaban suasana dan keadaan untuk tetap kering, tidak tersiram hujan, tidak tergenang luapan banjir airmata.

Jaga semuanya tetap ringkas. Lalu kita menari di bawah hujan…

..hingga reda.

13 tanggapan untuk “Ringkas”

  1. Ndak tahu kenapa ya, sejak tulisan ini dimuat udah lebih dari 10x saya bolak balik bacanya om. Embuh, tiap baca kayak ada nangis nangisnya gitu hiks

    Suka

  2. barusan mikir kalo ringkas itu kayak doraemon. meski bulet, dia punya kantung ajaib. semacam cloud storage yang bisa menghadirkan hal-hal yg diperlukan di saat dibutuhkan.

    Suka

    1. Mirip pisau lipat dari swiss? atau sepeda lipat brompton? atau seperti kotak kosmetik? apa yang ringkas yang masnya punya?

      Suka

  3. asa_dhie_hati Avatar

    “Berpikir dengan ringan. Tanpa beban. Sadar bahwa berserah diri adalah jalan terbaik. Selama kita selalu jaga kelembaban suasana dan keadaan untuk tetap kering, tidak tersiram hujan, tidak tergenang luapan banjir airmata.” Suka sama paragraf ini …..

    Berharap bisa menari di bawah hujan, sayangnya kiriman asap masih datang terus…. Huft….

    Suka

  4. Sama ih.
    Kalo lagi bepergian, dan tujuannya ke kota besar, selalu mikir, “Ah, ketinggalan toilettries gak papa. Yang jual shampoo, sabun dan odol, banyak. Gak usah bawa baju banyak. Kalo kurang beli aja kaos murah.”

    Suka

    1. makanya aku suka mbatin, kok ya orang orang suka bawa koper segede gaban itu mau ngapain?

      Suka

      1. Kan mau manggung, Kaka…

        Suka

        1. isinya paan kalo manggung, emang?

          mobil vw?

          Suka

            1. Ahahaha. Bawa hati ndak bakal rempong. eh ndak juga ding ya. nyadar

              Suka

              1. Koper gede isinya hati… tapi pecah2…

                Suka

Tinggalkan Balasan ke roysayur Batalkan balasan

About Me

I’m Jane, the creator and author behind this blog. I’m a minimalist and simple living enthusiast who has dedicated her life to living with less and finding joy in the simple things.