Pernah, enggak sih, baca tulisan sendiri beberapa tahun yang lalu, kemudian mengerenyit malu? Kok keminter sekali diriku dulu? Saya lumayan sering mengalaminya, terutama ketika masih baru mulai baca dan praktik soal olahraga dan makan sehat. Luar biasa sering menghakimi dan sotoy, walaupun untungnya jarang memaksakan pendapat dan kehendak ke orang lain.
Semakin lama menjalani hidup dengan lebih melek mengenai nutrisi dan mengamati reaksi badan, semakin paham kalau badan kita ini kurang kena dengan ilmu 2+2=4. Kita makan karbohidrat rendah bukan otomatis berat badan turun drastis. Olahraga tidak otomatis menjadikan usia kita lebih panjang dari orang lain. Jika pola makan satu baik untuk dia bukan berarti ketika dipraktikkan oleh kita akan sama suksesnya. Terutama setelah membaca cukup banyak panduan dan buku referensi nutrisi dan diet yang ditulis dan dibuat oleh pria, kini saya paham betul kalau badan laki laki dan perempuan itu berbeda, jadi tidak bisa tidak bisa diterapkan persis, hanya bisa jadi panduan umum.
Begitu gemarnya dengan functional medicine, ternyata di website Institute of Functional Medicine, mendapatkan dokter yang mempraktikkan hal ini di Indonesia, tapi sayangnya bukan di Jakarta, tetapi di Yogyakarta. Tetapi itu tidak menghentikan niat saya untuk menjadi pasien dr. Qorry, kami melakukan konsultasi dengan jarak jauh melalui aplikasi pesan atau video call. Prosesnya cukup panjang, saya harus mengisi banyak sekali formulir, mencatat data, pola makan, aktivitas dan masih banyak lagi. Kemudian cek darah dengan banyak poin yang diperiksa, sehingga darah yang harus diambil bisa satu tas jinjing. Alasan saya ingin memeriksakan diri, karena menstruasi saya tidak teratur, dan saya curiga kalau ini disebabkan karena saya dua kali mencoba diet rendah karbohidrat.
Ternyata cukup salah, tetapi ada benarnya.
Bukan rahasia lagi kalau dengan bertambahnya usia, metabolisme kita bertambah “malas”. Tetapi bertambah tua tidak harus bertambah penyakit, bertambah tua tidak harus tambah lemah. Asal memerhatikan hal mendasar ini, kita bisa maju untuk melakukan perbaikan kualitas hidup kita. Jangan jadikan goal kita tidak sakit ya, tetapi kualitas hidup yang baik sampai mati tua.
Terutama untuk perempuan, hormon penting.
Mudah sekali mengacaukan hormon (terutama perempuan), pola makan yang kurang baik, stres, kurang tidur, olahraga terlalu berat (in my case), tetapi sulit sekali mengembalikannya menjadi normal. Kita harus identifikasi masalah, dan membuat hipotesa penyebab masalah, melakukan perubahan, sambil mengamati hasil. Mana saya paham sebelumnya, kalau usaha saya jadi fit dengan CrossFit dan Bootcamp 2-3 kali seminggu ternyata tidak baik untuk hormon saya? Ketika dr. Qorry menganjurkan mengurangi porsi olahraga intensitas tinggi saya jadi seminggu sekali saja, menstruasi saya kembali menjadi normal.
Pelapis perut kita menentukan banyak penyakit.
Termasuk penyakit seperti alergi dan auto-imun. Saya mendengar beberapa orang meninggal usia muda karena masalah pencernaan. Tetapi hal ini jarang dibahas oleh otoritas kesehatan maupun media. Sesungguhnya di perut yang sehat itu ada lapisan seperti jelly yang akan melindungi dari kerusakan di dinding lambung/ usus. Bagaimana agar lapisan itu terjadi dan sehat? Cukup banyak PR-nya, dan memang melibatkan perubahan gaya hidup.
Mikrobioma adalah koentji.
Salah satu langkah pertama demi hidup yang berkualitas baik dan selaras adalah menjaga agar mikrobioma dalam tubuh kita kaya berbagai macam yang baik dan tidak dibom oleh berbagai obat kimia (saya pernah bahas sedikit di sini). Jika kita dulu sering dengar soal prebiotik dan probiotik di sini lah makanan jenis ini berperan. Coba riset mengenainya, karena Anda akan terkejut kalau ternyata prebiotik tidak hanya Yakult.
Jadi itu langkah pertama yang sedang saya usahakan. Mudah-mudahan dengan tercatat saya bisa merevisinya jika ada kesalahan dan memperbarui jika ada update.
Semoga kita selalu sehat dan bahagia!
