DARI sekian banyak hal menarik, dan “menarik” yang silih berganti terjadi dalam sepekan terakhir, video musik ini termasuk salah satu yang paling anyar; paling segar melekat di pikiran saya; paling menggoda untuk dibahas dan ditanggapi. Sampai akhirnya dijadikan pembuka tulisan kali ini.
Berikut liriknya.
Search the sky for light and glory, La ilaha illa Allah (there is no god but Allah)
The moon will smile, don’t you worry, La ilaha illa Allah
Upon Muhammad, peace and blessings, La ilaha illa Allah
Join together Let us all sing! La ilaha illa Allah
Peace upon the son of Mary, La ilaha illa Allah
Jesus sent with love and mercy, La ilaha illa Allah
He filled the hearts that once were hollow, La ilaha illa Allah
The more you give, the more will follow! La ilaha illa Allah
Rabbee salli ‘ala Muhammad, (O Allah, send peace & blessings upon Muhammad)
La ilaha illa Allah
Saadiqul wa’dil Mumajjad, (He is truthful in his promise and ennobled)
La ilaha illa Allah
Wa ‘ala ‘Issa Ibni Maryam, (And [send peace & blessings] upon Jesus the son of Mary)
La ilaha illa Allah
Allathi fil mahdi takallam, (He who spoke as a newborn baby)
La ilaha illa Allah
‘Tis the season to be jolly, La ilaha illa Allah
Share a smile with everybody, La ilaha illa Allah
Even though our time is fleeting, La ilaha illa Allah
We look forward to our meeting! La ilaha illa Allah
La la la… La la la ilaha illa Allah!
Baru saya temukan lewat twit Mas Belio di atas dan pertama kali ditonton pada Jumat tengah malam lalu, ini sebenarnya bukan video baru. Di laman YouTube, tercatat dirilis pada 26 Desember 2016, dan tentu saja telah mendapatkan banyak respons. Secara sederhana bisa dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan isi komentarnya: memuji, dan menghujat.
Okelah, saya berasumsi bahwa Linimasa.com ini merupakan sebuah echo chamber, ruang gaung terbatas dengan lingkup pembaca yang itu-itu saja (kecuali dalam tulisan Kang Agun yang “EDM itu musik sampah”). Yang artinya, kita cenderung punya pola pikir yang sejalan, mudah untuk saling setuju (lagi-lagi, kecuali dalam tulisan Kang Agun yang “EDM itu musik sampah”). Tetapi guna memastikan hal ini, silakan jawab pertanyaan berikut: Setelah menonton video, mendengar musik, dan membaca lirik lagu di atas, apa tanggapan kamu? Terutama jika kamu adalah seorang muslim atau orang Kristen. Apakah kamu termasuk kelompok yang tersinggung karena merasa itu tidak benar, memuji karena menganggap itu keren, atau chill karena merasa biasa-biasa saja?
Kita tidak akan membahas kelompok yang memuji dan yang chill saja. Sebab, apanya yang mau dibahas? Tak ada yang salah dari video musik tersebut menurut kedua kelompok itu. Sedangkan bagi kelompok yang tersinggung, pasti tidak suka lantaran merasa adanya pelecehan, bahkan penistaan terhadap objek-objek keagamaan di sana. Ya, kan?
Nah, masalah selanjutnya. Siapakah yang paling pantas merasa tersinggung? Yang muslim atau yang Kristen? Secara logis, kedudukan mereka sama kok.
Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan alasan ketersinggungan dari keduanya. Silakan ditambahkan kalau kurang… dan izinkan saya untuk memberikan argumentasi sebagai seorang awam, yang bukan muslim atau pun Kristen.
Kemungkinan Alasan: Muslim
- Itu lagu Natal, dibawakan dan diperdengarkan dalam suasana hari raya umat agama lain (sebagian orang menyebutnya sebagai kafir). Sementara muslim tidak merayakan kelahiran nabi.
- Saya tidak punya argumentasi spesifik tentang ini. Sebab apabila jawabannya ialah “tidak boleh dinyanyikan oleh muslim”, maka kembali ke preferensi masing-masing pribadi dalam mengekspresikan rasa cinta kepada nabi.
- Tidak islami.
- Apakah benar tidak islami? Baik Kristen maupun Islam sama-sama mengakui kualitas spiritual dan kenabian Isa atau Yesus, kan? Lirik-liriknya pun hanya menyampaikan empat pesan utama: pernyataan keimanan kepada Allah sebagai satu-satunya, pujian kepada Nabi Muhammad SAW dengan kualitas individu-Nya dan curahan berkah atas-Nya, pujian kepada Nabi Isa AS putra Maryam dengan sifat penuh belas kasih-Nya dan juga curahan berkah atas-Nya, serta ajakan untuk bersyukur dan bergembira atas anugerah-anugerah yang diterima.
- Liriknya menggunakan kalimat-kalimat tauhid dan selawat nabi.
- Kembali mengacu pada argumentasi sebelum ini. Kalimat tauhid tetap hanya dipanjatkan kepada Allah SWT, begitu pula dengan selawat nabi juga ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dan Nabi Isa AS putra Maryam.
- Liriknya menggunakan bahasa Arab.
- Lalu kenapa dengan bahasa Arab? Dengan lirik yang sama, dapat menggunakan bahasa yang berbeda-beda, kan? Malah memunculkan pertanyaan awam baru, mengapa bahasa Arab begitu dikultuskan? Apakah ini berarti selain bahasa Arab memiliki kedudukan lebih rendah?
- Terdengar seperti mengejek dan dipermainkan.
- Bagian mananya yang terdengar seperti mengejek dan dipermainkan? Nada dan iramanya? Liriknya? Ekspresi penyanyinya? Tampilan video musiknya? Yakin benar-benar dipermainkan, atau cuma perasaan kamu saja?
Kemungkinan Alasan: Kristen
- Itu lagu Natal, tentang ekspresi sukacita atas lahirnya Yesus Kristus.
- Iya, lagu itu memang identik dengan perayaan Natal, menjadi salah satu pujian populer selama ini. Tetapi, apakah orang lain dilarang menyanyikannya? Apa yang menyebabkannya menjadi terlarang?
- Liriknya berisi selawat nabi.
- Nah, kan. Meskipun nada dan iramanya sama, namun liriknya membuat lagu ini bukan lagi kidung pujian Natal. Melainkan lagu bernuansa islami. Sehingga poin alasan sebelumnya, tak valid lagi. Lagu ini pun bisa dinyanyikan oleh orang muslim.
- Liriknya menggunakan bahasa Arab.
- Kenapa dengan bahasa Arab? Jangan lupa, di Mesir ada Katolik Koptik yang seluruh aktivitasnya menggunakan bahasa Arab. Toh di banyak negara Timur Tengah termasuk Palestina, bahasa Arab digunakan dalam kehidupan sehari-hari, juga oleh para jemaat Kristen.
- Terdengar seperti mengejek dan dipermainkan.
- Bagian mananya yang terdengar seperti mengejek dan dipermainkan? Nada dan iramanya? Liriknya? Ekspresi penyanyinya? Tampilan video musiknya? Yakin benar-benar dipermainkan, atau cuma perasaan kamu saja?
Terlepas dari perkara teknis, gubahan lagu di atas justru dapat dilihat sebagai salah satu bukti luwesnya pendekatan historis-religius antara Kristen dan Islam. Namanya juga ajaran serumpun, yang setidaknya sama-sama mengakui keberadaan Nabi Isa AS/Yesus, sang ibu Maryam/Maria, dan sejumlah detail lainnya. Puji-pujian tersebut tetap ditujukan kepada figur yang sama, kendati diposisikan secara berbeda dalam kedua agama. Ketika ada yang merasa terganggu, mungkin persoalan selera pendengar saja.
Lagipula, mau berkomentar apa lagi, kalau Cak Nun saja sudah menyanyi dan ngomong begini? 😃
Mau disebut apa? Islamisasi atau Kristenisasi? 😂
“Gendeng lék ngéné carané urip.”
~ Cak Nun
“Halah, mbok ya kamu ngomong soal Buddha aja, Gon. Enggak usah ngomongin agama orang lain.”
Nanti dibilang Buddhaisasi lagi. 😅 #netizenserbasalah
[]
Keren
SukaSuka
liriknya baguuus. kenapa gak dari dulu ada lagu kayak gini ya.. tapi emang butuh kedewasaan mungkin utk bisa mengapresiasi ada kesejajaran di dalam lagu ini. kemauan buat gak ngerasa yang bener kan cuma agama gue. atau yang bener kan kalo ngerjainnya begini karena ustad gue bilang begini. padahal, ya, jangan2, kalo Tuhan denger lagu ini, Tuhan akan nari ngikutin iramanya lho… kita ini sok tau sok ngerti aja kalo Tuhan bakal marah. lha kok ya Tuhan digambarkan marah-marah melulu….katanya Dia adalah cinta kasih.. waras tak?
SukaSuka
Benar sekali! Yang selama ini terjadi, menurut saya, manusia menciptakan segala batasan dan ketentuan untuk tuhan. Sumbernya, dari aturan-aturan yang katanya juga berasal dari tuhan. Agak kurang koheren jadinya.
Pada akhirnya, kembali ke kenyamanan masing-masing. Mungkin ada yang lebih nyaman menggambarkan dan memperlakukan tuhan sebagai entitas ego (yang akan berlaku arogan, marah, cemburu, penghukum karena… memang mahakuasa), ada juga yang lebih nyaman menggambarkan dan memperlakukan tuhan sebagai figur toleran dan penuh kasih. Saking penuh kasihnya, sampai-sampai sangat mafhum, serta penuh maaf.
Terima kasih.
SukaSuka