Have Yourself A Merry Little Christmas?

Melalui Linimasa, saya ingin mengucapkan Selamat Natal bagi semua yang merayakan, baik dalam rangka ritual keagamaan, maupun dalam spirit atau semangat.

Melalui Linimasa pula, saya ingin bilang kalau lagu bertema Natal yang paling sering saya dengarkan dan alunkan adalah lagu “Have Yourself a Merry Little Christmas”.

Rasa-rasanya, selain lagu “Yesterday” milik The Beatles, lagu ini termasuk lagu yang banyak banget versinya. Mulai dari Judy Garland yang menyanyikan pertama kali di film Meet Me in St. Louis, lalu versi Frank Sinatra yang sering diputar, sampai terakhir si raja galau 2014 dari Inggris, Sam Smith, tak ketinggalan membuat lagu ini makin terasa menyayat hati.

Meskipun begitu, tak ada satu pun dari versi-versi tersebut yang dituangkan dalam bahasa visual yang sangat emosional, seperti yang terlihat di video klip versi Kenny G.

Lihat saja di sini:

Manipulatif? Memang. Menguras air mata? Itu tujuannya.
Toh memang itulah jualan komoditas Natal (dan Tahun Baru): sensasi sentimental nan melankolis.

Berhubung untuk keperluan promosi lagu, maka digaraplah pemaparan visual lagu itu dengan baik.
Potongan klip film It’s a Wonderful Life, Miracle on 34th Street, Little Women dipilih dengan pas, sesuai dengan mood dan tone lagu. Diselingi pula dengan adegan-adegan dari film A Christmas Carol, dan juga The Bells of St. Mary’s, lengkingan saxophone Kenny G terasa tidak mengganggu seperti biasanya.

Apalagi cerita di video ini menghadirkan aktor Burgess Meredith, pemeran Penguin di serial televisi “Batman” tahun 1960-an. Dia berperan sebagai seorang penjaga bioskop yang kesepian. Dia mengira akan menghabiskan Natal sendirian. Yang menemani malam Natalnya adalah foto anak dan cucu, sambil sesekali melihat ke layar lebar, di mana potongan film dimainkan. Entah kenangan apa yang ada di benaknya saat melihat adegan-adegan itu. Lalu, tiba-tiba saja, keajaiban itu pun hadir. Pelukan dari sang anak dan cucu menghampiri. Warna kelabu berubah menjadi kuning kehangatan.

Happy ending. The way any feel-good Christmas stories are meant to end.

Namun ending untuk Burgess Meredith berbeda. Dia meninggal tak lama setelah video klip ini dibuat, pada usia 90 tahun, akibat penyakit Alzheimer. Natal terakhir aktor kawakan ini pun terpatri selamanya di ingatan jutaan orang yang telah melihat video klip ini.

Tanggal 25 Desember tak hanya notabene milik mereka yang merayakan Hari Natal. Tepat di hari ini, usia satu tahun tinggal 6 hari lagi, sebelum tahun yang lebih baru, lebih gres, hadir.
Beberapa hari sebelum tanggal 25 Desember, mood kerja sudah turun drastis. Males-malesan ke kantor. Sepertinya mengirim email reminder ke calon klien akan sia-sia, karena baru dibaca hari Senin pertama di bulan Januari.
Seakan-akan hitungan satu tahun sudah berakhir saat bulan Desember memasuki angka 20-an.

Semua film yang ditonton, musik yang didengar dan buku yang dibaca di sisa penghujung tahun, seakan tak berarti lagi. Rangkaian daftar “Top 10 of Something Something This Year” atau “Best of This Year” serta “Worst of This Year” sudah kenyang kita santap, bahkan sejak awal Desember.
Kita didikte untuk menghabiskan bulan Desember untuk leyeh-leyeh nrimo.

Padahal, masih ada 6 hari lagi untuk menciptakan keajaiban.

Tukang sapu penjaga bioskop di video klip di atas masih berpegang teguh pada keyakinan kalau dia tidak akan menghabiskan malam Natal sendirian. Setidaknya, foto-foto dalam dompet yang membuatnya bisa melalui kesendirian sementara, kalau saja ending video harus berakhir tidak sentimental.

Kalau ada yang memulai tahun ini dengan kehilangan kekasih, mungkin ada janji makan siang dalam 5 hari ke depan yang bisa membuat hidup anda berubah. Oke, tidak langsung berubah. Paling tidak, membuat kita mengakhiri tahun dengan senyuman. Sudah beda 180 derajat saat mengawali tahun dengan tangisan, ‘kan?

Kehilangan uang di awal tahun juga membuat kita murung. Lalu tanpa kita sadari, kita mati-matian bekerja sepanjang tahun, membuktikan ke dunia kalau uang memang bisa dicari. Akhirnya, setelah celengan dibuka, ada tabungan tersisa. Lumayan, bisa bertahan hidup sampai awal tahun, sebelum masuk kantor lagi.

Bahasa kita kaya dengan jargon atau pepatah. Salah satunya “hujan sehari bisa menghapus panas setahun”. Pertemuan dan kesempatan yang ada selama 6 hari ke depan, bisa mengubah pandangan kita terhadap setahun yang telah berjalan, dan akan berakhir sebentar lagi.

Kalaupun ada isak tangis tanggal 31 Desember nanti, biarlah itu pertanda ungkapan kebahagiaan.
Bahwa ada momen sekecil apapun dalam hari-hari ke depan yang membuat kita yakin kalau tahun depan lebih baik dari tahun ini.

If you’re not happy this Christmas, make it a happy one. There’s “merry” in Merry Christmas.

Tonton film yang ringan. Tertawa melihat gambar-gambar meme yang “garing”. Bernyanyi bersama sepanjang Christmas carols dinyanyikan. Membaca cerita humor. Menyalakan televisi saat film Home Alone diputar untuk kesekian kalinya.

Then the answer to the question “Have Yourself a Merry Little Christmas?” is … Yes.

It's A Wonderful Life (Courtesy of Tvtropes.org)
It’s A Wonderful Life (Courtesy of Tvtropes.org)

By:


8 tanggapan untuk “Have Yourself A Merry Little Christmas?”

  1. Aih pas betul. Lagu itu juga yg sering (termasuk tahun ini) saya jadikan voicenote utk mengucapkan selamat Natal bagi teman yg merayakan.

    Tidak hanya sebagai selebrasi perayaan ultah Yesus, buat saya, Natal juga pengingat siapa orang yg ada selalu utk kita dan kasih mereka yg sungguh nyata terasa. :’)

    “Faithful friends who are dear to us, gather near to us…once more.”

    Have a joyful long weekend!

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: