Empat tahun lalu, saya pernah menulis di blog pribadi tentang film-film komedi romantis yang, menurut saya pribadi, underrated. Artinya, film-film ini mungkin tidak terlalu sukses secara komersial di pasaran, atau kualitasnya menurut kritikus pada saat pertama kali dirilis. Dan memang film-film ini kebanyakan slip under the radar waktu kemunculan perdananya.
Namun, seiring berjalannya waktu, film-film ini mendapat tempat di hati beberapa orang. Salah satunya, saya. Film-film ini terasa tak lekang oleh waktu. Semua film ini saya tonton beberapa tahun setelah dirilis. Malah ada yang setelah puluhan tahun.
Toh saat menontonnya, saya masih terkesima, sampai sekarang. Dan selayaknya genre atau jenis film komedi romantis, film-film ini membuat hati hangat. Uplifting and lovely. Membuat kita berharap, atau sekedar merasa klangenan saat menontonnya.
Film-film ini kemungkinan jarang Anda jumpai di daftar film wajib tonton di media manapun. Atau bahkan daftar-daftar semacam “great romantic comedies of all time”. Saya percaya, dan semoga Anda juga bahwa the films that touch our heart are not necessarily the great ones. They are those that can make us believe in love again, convincingly, and unknowingly.
Thus, they are underrated.
Empat tahun berselang dari saat daftar ini pertama kali dibuat. Membacanya lagi, saya mengangguk dan tersenyum, karena kenangan saya terhadap film-film ini masih sama. Daftar ini masih relevan untuk membuat saya, dan mungkin jutaan manusia sendirian tanpa pasangan lain di luar sana, bisa selimutan di depan televisi atau komputer malam hari, tersenyum sebelum tidur menonton film-film yang memang membuat bibir kita tersungging.
Tanpa berlama-lama lagi:
- film untuk kita yang percaya bahwa hati pun punya pasangannya, dan kita tak berdaya saat hati kita mencari pasangan agar bisa hidup;

- film yang membuat orang berusia berapapun percaya bahwa traveling adalah obat patah hati paling mujarab;

- film untuk mereka yang ingin jatuh cinta pada orang yang bisa membuat tertawa dan bisa saling berbicara berjam-jam tanpa lelah;

- film bagi mereka yang tidak bisa bersama, meskipun bisa hidup berdampingan sampai tua;

- film yang ingin membawa kita ke keajaiban cinta masa kecil;

- film untuk mereka yang percaya terhadap kepercayaan;

- film bagi kita yang harus berani keluar dari zona kenyamanan;

- film yang menganjurkan kita mengejar cinta, meski sudah pernah terpisah.

Semoga akhir pekan kita indah.
Genre film favorit: Romantic Comedy.
Genre kehidupan nyata: Biographic Thriller Horror (Datar diselingi momen mencekam)
Memang film cocok banget jadi sarana untuk merasa yang nggak pernah terjadi di dunia yang sebenarnya.
*simpen
Sinpen dulu ah
jadi tergoda 1 film yg di sodorin….
ngelirik ke istriku sekejap…. eh urungkan sajalah…
bukan seleranya 🙁
Film yang mana tuh?
the object of my affection dan about a boy 🙂
Film-film favorit, mas?
nonton salah satu dari film itu..bikin senyum senyum sambil kangen sama seseorang..edisi curcol
Hahaha. Film yang mana tuh?
empat dari delapan sudah nonton yay
Yang mana aja, Lei?
reblog ya mas nauval, udah nonton salah satu diantaranya, emang bener bikin … hmm gitu lah ya. trus sekarang mau nyari semuanya, karena buat saya yang tidak bisa bersama tapi berharap bisa hidup berdampingan sampai tua, kali aja habis nonton jadi lebih setrong.
Silakan. Semoga beneran jadi makin setrong.
Aduh langsung mau nyari semuanya
Selamat menonton!
Gak Mau Nonton, Gak berani Nonton. Nanti aku ngabisin tissu buat ngelap airmata meski mulutnya ketawa.. hahaha
Bilang aja perlu tissue karena lagi flu.
Filmnya bisa untuk snuggling, mewek2, senyum2 sendiri, terus tertidur dengan senyuman
Tapi ndak ada yang bisa diajak snuggling 🙁
Yang tidak bernyawa (e.g. bantal) juga bisa kok… anyway temporary solution (i.e Tinder) also available
Nggak ada yang match 🙁