Tapi Cinta Berakhir Patah Hati

Ya. Kecuali kita mengurung diri di rumah. Ndak punya sanak saudara. Bahkan binatang peliharaan pun ndak ada. Interaksi sosial manusia pada dasarnya menginginkan cinta, suka, kasih, rasa memiliki, aman, nyaman, dan keteraturan. Coba, baca lagi Al-Quran di samping Anda. Di sana akan ada lebih dari satu ayat yang meminta kita mempelajari gejala alam. Ia menyajikan keteraturan lewat serangkaian ketidakteraturan sketika hingga mencapai keseimbangan. Ini bisa diantisipasi jika kita siap dan waspada.

Kata Meggi Z, mendingan sakit gigi daripada sakit hati. Meggi Z betul, bidang ilmu syaraf menemukan implikasi lebih dari sekedar sakit yang luarbiasa menusuk jantung. Kadang-kadang ia terasa sampai ke ujung jari, ujung telinga dan pangkal leher. Rasa nyeri ini seringnya ndak tertahankan. Menangis adalah pertahanan terakhir yang bisa dilakukan tubuh untuk lepas dari cekaman patah hati.

Penyebabnya beragam-ragam. Dari sekedar “kita udah ndak bisa sejalan lagi,” dan “demi anak-anak kita sebaiknya pisah.” Atau kebodohan macam “aku butuh waktu,” dan “kamu terlalu baik buatku.” Sampai yang ndak terhindarkan: kematian, kecelakaan, pernikahan anak, ejekkan dan PHK. Daftarnya akan panjang sekali kalau disebutkan di sini.

Buat telinga, mungkin ia cuma sekedar kalimat jahat. Buat otak, sama dengan ketika seorang pengendara motor tiba-tiba pindah jalur di depan Anda, tanpa aba-aba. Atau sebuah tusukkan pisau di punggung. Mendadak. Otak menerjemahkannya dengan menekan sekresi Dopamin dan Serotonin. Lalu memproduksi tiga hormon: Adrenalin, Kortisol, dan Norepineprin dalam konsentrasi tinggi. Dunia medis menyebut mereka sebagai “tiga serangkai hormon stress.”

Persis seperti yang disarankan dalam Alkitab Sabda. Rupanya mulut kita bisa membunuh seseorang. Lebih buruk, ia-masih-mencintai kita.

image

Tahap 1: Kehilangan Dopamin dan Serotonin
Lucy Brown, Ph.D, Ilmuan Neurobiology di Albert Einstein College of Medicine di New York bilang, berkurangnya Dopamin dan Serotonin ini efeknya sama dengan sakau penderita kecanduan kokain. Tubuh justru menginginkan kedua zat “pemuas batin” itu dalam porsi yang besar. Sementara, kejadian yang baru kita alami, sama sekali ndak bisa membantu memulihkan komposisi kedua hormon ini dalam darah.

Mood terasa diaduk-aduk. Kiamat seperti sudah di depan mata. Ndak ada yang paham apa yang terjadi dalam diri kita. Sangat tertekan. Beberapa orang ada yang kecanduan dengan rasa sakit macam ini. Kadang meluangkan waktu sendirian. Mengarang dalam pikiran apapun yang sebetulnya ndak pernah terjadi hanya untuk merangsang efek sakit seperti diatas, berulang kali.

image

Tahap 2: Meningkatnya Tiga Serangkai Hormon Stress
Setiap kaget, otak akan memerintahkan sekresi Adrenalin segera. Bersama Norepineprin ia akan memacu jantung, mempompa tekanan darah dan kadar gula dalam darah begitu tinggi. Sampai kita terjaga. Fokus dan terhindar dari bahaya yang menyebabkannya. Sering disebut dengan respon “Lawan atau Menghindar.” Ya, bahaya itu, hanya berupa kata-kata yang ndak bisa dihindari sih…

Tapi, reaksi “lawan atau menghindar” ini punya dorongan yang sangat kuat. Ndak jarang orang yang patah hati cenderung fokus dengan apa yang ia kerjakan sebagai pengalih perhatian. Saat fokusnya ke karir, ia sukses luarbiasa. Fokus ke tanaman, jadi seorang botanist. Fokus ke makanan, jadi gendut!

Otak harus terima kenyataan. Karena yang otak tau hanya ada bahaya dan hilangnya Dopamin-Serotonin, ia akan menjawab dengan sekresi eksesif Kortisol. Efek jeleknya merembet. Dalam sistem pertahanan tubuh, Kortisol dibutuhkan untuk bertahan dengan memfokuskan seluruh energi seluler untuk menjaga cairan tubuh dan meningkatkan tekanan darah. Melupakan sistem imunitas, pertumbuhan sel dan gairah seksual. Sekitar 5 hingga 10 menit, bersama Adrenalin, kortisol menambah energi otot jantung dan massa air disekitarnya. Membuatnya bengkak dan terasa sakit menusuk.

Timbunan kortisol akhirnya menggantikan hilangnya Oksitosin dari hubungan sex sepasang kekasih. Akibatnya, kita mudah terserang penyakit, mengidap obesitas atau kurang gizi, diabetes, jerawat, kelainan hati, dan penggumpalan pembuluh darah. Bayangkan sendiri jenis komplikasi yang dibawanya nanti.

Lalu apa obatnya?
Di sini biokimia berguna untuk menjernihkan masalah. Pertama, otak ndak membedakan luka fisik dan perasaan. Ia memperlakukan keduanya sama. Kedua, tahapan di atas menjelaskan hilangnya Dopamin dan Serotonin. Disusul meningkatnya tiga hormon stress, terutama kortisol. Jadi, memulihkan keseimbangan tiga hormon ini bisa menyembuhkan patah hati.

Coba lakukan ini:
1. Minum Acetaminophen. Iya, Paracetamol. Dijual di pasar dengan nama Sanmol, Panadol, Pamol dan lainnya. Dasarnya, otak ndak membeda-bedakan luka fisik atau perasaan. Menginterupsi perintah otak atas penyebab luka itulah tugas Acetaminophen. Bisa dibaca lengkap di sini.
2. Jatuh cintalah segera. Dengan jatuh cinta, Dopamin dan Serotonin kembali. Caranya?
3. Sex. Langkah kedua akan lebih mantap dengan sekresi Oksitosin.
4. Kembali ke hobi lama, curhat, beli Es krim Vanilla. Apapun untuk memulihkan produksi Dopamin dan Serotonin.
5. Dengarkan musik. Musik favorit mampu menekan produksi Kortisol hingga 66%. Sementara tidur bisa menekan 36% saja.
6. Atau serahkan semuanya pada waktu. Toh alam akan menyeimbangkan pada akhirnya. Tapi ya, kita ndak tau akan berapa lama. Aku kenal seorang perempuan yang tersiksa hingga satu dekade karena patah hati. Sampai dia membiarkan cinta lain menikahinya.

By:


18 tanggapan untuk “Tapi Cinta Berakhir Patah Hati”

  1. Aq lagi jenuh baca review tentang tempat wisata, kuliner, fashion, gadget…atau apalah lagi…aq butuh bacaan yg lebih kena kesisi pribadi, lebih menyentuh hati, yang bisa mengerti tentang perasaan…thx buat mas gandrasta..mungkin aq bsok harus beli paracetamol 😓

    Suka

  2. Jadi ternyata sex ini memang membantu memulihkan patah hati ya. Tadinya kupikir fungsinya cuma sebagai distraksi, ternyata ada unsur kimianya.

    Suka

  3. Ini semacam First Aid kit buat patah hati ya. Bagus banget buat disimpen sbg bacaan rujukan ktk patah hati nanti ya adek adeek…

    Kalo gue sih kemaren minum Diazepam biar bisa tidur terus terusan. Bangun bangun eh diare. Soalnya ga kemasukan apa apa ini perut.

    tips tambahan : Olahraga. Work Out bisa mensekresi dopamin serotonin walopun kadarnya ga banyak banget.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: