Ibarat Anak, linimasa adalah benih yang saya tanam dengan medium internet. Seharusnya dipelihara dengan baik dan tumbuh kembangnya menjadi generasi yang sehat dan waras. Semacam anak kandung, namun bukan biologis, melainkan ideologis.
Berdasarkan evaluasi dan ingatan, linimasa menjadi mandeg karena dahulu saya meminta penulis lain harus menulis sekali setiap minggunya. Ada tekanan batin yang meronta-ronta dan penulis memang itu-itu saja. Kenapa? karena memang saya hanya percaya pada penulis yang kebetulan juga saya ketahui tabiat dan tindak tanduknya: bukan koruptor. Sisa sifat lainnya, hanya Tuhan yang mengetahuinya.
Glenn, Gandrasta, sempat Fa Dompas, lalu digantikan Lei, Agun, Nauval, dan Dragono. Mereka bukan orang suci. Tapi saya yakin mereka masih punya hati. Hidup bukan dari sebuah kejayaan memiliki banyak massa. Atau dari jabatan yang bisa dibanggakan. Tapi hidup apa adanya dengan penuh tawa, luka juga airmata.
Selama masa, sebut saja dorman, saya mengolah situasi yang ada untuk memastikan, mau kemana linimasa berujung. Apakah dimatikan saja dan kita melanjutkan hidup dengan tanpa linimasa. Bagaimanapun juga hambatannya adalah bahwa blog ini sulit untuk dijadikan ladang ganja penghidupan.
Atau jangan-jangan memang sejak awal saya keliru bahwa linimasa menjadi inklusif secara bacaan tapi menjadi sangat ekslusif dari sisi penulis.

Sudah waktunya blog ini menjadi media bersama untuk saling mengisahkan. Siapapun boleh menolak serbuan media sosial yang sedemikian hiruk-pikuk dengan mencari ketenangan, atau setidaknya menjedakan aktivitas dengan menjadikannya lebih lambat. Hasil termenung, refleksi diri, curahan hati, atau pandangan bahkan kata-kata yang menye-menye yang perlu disebarkan bisa mendapat tempat di linimasa ini.
KIta tak perlu ambil pusing secara materi. Biarkan ini menjadi ladang spiritual. Kepuasan batin, juga ekspresi diri.
Jika anda tertarik, maka sudilah kiranya anda mendaftarkan diri via akun twitter kami, atau bisa langsung kirim via email saya di roysayur@linimasa.com. Kirim alamat email yang bisa anda gunakan di aplikasi wordpress. Menulislah seperti menari di tengah hujan. bebaskan raga, jiwa, tapi satu hal yang tetap harus kita ingat: hati-hati jika ada petir menyambar.
JDER!
salam hangat,
roy
4 tanggapan untuk “Mendengar dari Anda”
[…] Mendengar dari Anda […]
SukaSuka
Saya ngeblog lagi untuk mengerem amnesia 🙈
SukaSuka
Paman Tyo, amnesia tidak perlu direm. tapi dilem.
SukaSuka
L’art pour l’art, seni untuk seni. Begitu juga menulis. Nggak harus muluk-muluk, bisa menghidupi, ada visi, misi dan target tertentu.
SukaSuka