Mampu Bertanggung Jawab Itu Privilese

ADA perbedaan mendasar antara mau bertanggung jawab, dan mampu bertanggung jawab yang kerap luput dari perhatian.

Mau bertanggung jawab, belum tentu mampu. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan, kemauan hanyalah kemauan. Belum tentu bisa dijalankan secara langsung, sebagaimana mestinya dalam situasi normal. Dalam hal ini, anything but the person is the determining factor. Jika ada sedikit saja perubahan dan keleluasaan, seseorang yang bersangkutan akan kembali berupaya menunaikan tanggung jawabnya.

Sedangkan mampu bertanggung jawab berada di dimensi berbeda. Berkebalikan dengan sebelumnya, hanya sang manusianyalah yang menjadi faktor penentu. Mereka memiliki kemampuan, atau berada di lingkungan yang memampukan mereka untuk menunaikan tanggung jawab. Namun, semudah dan segampang apa pun tanggung jawab bisa dilakukan, tetap tak akan bisa terjadi bila tanpa kemauan.

Dari dua kondisi–sikap mental–ini, kita bisa mendapatkan empat kombinasi manusia berdasarkan responsnya terhadap tanggung jawab;

  • Mau dan mampu bertanggung jawab
  • Mau tetapi tidak mampu bertanggung jawab
  • Tidak mau tetapi mampu bertanggung jawab
  • Tidak mau dan tidak mampu bertanggung jawab

Cukup dengan membaca kategorisasinya saja, entah secara sadar atau tidak sengaja, kita bisa mendapatkan kesan spektrum positif ke negatif secara berjenjang; kategori paling atas adalah yang terbaik, dan paling bawah yang terburuk. Meskipun demikian, kategorisasi di atas terlampau sederhana untuk diterapkan dalam menilai seseorang terkait sikapnya terhadap tanggung jawab.

Secara normatif dan ideal dalam kehidupan bermasyarakat, kita diarahkan agar memilih menjadi manusia kategori paling atas. Pasalnya, kemauan bertanggung jawab mengisyaratkan kualitas-kualitas positif, seperti bermental baja, memiliki kepribadian yang kuat, tangguh, memiliki hati yang lapang atau bisa berlapang dada, tidak sombong atau angkuh, berjiwa kesatria, serta lain sebagainya.

Sementara kemampuan bertanggung jawab menandakan yang bersangkutan memiliki segala sumber daya, khususnya untuk menunaikan tanggung jawab tersebut. Yakni di antaranya, uang, stamina dan tenaga, serta waktu. Ia memiliki keleluasaan dalam hidup untuk mampu melakukan yang seharusnya dilakukan. Dengan kata lain, kemauan dan kemampuan bertanggung jawab menunjukkan kesejahteraan batiniah, dan badaniah.

[]

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s