LANGSUNG saja, jawabannya; tidak mungkin. Bahkan ketika kita secara sadar tidak mau dan menolak untuk belajar, kita akan tetap melakukannya meski dengan penuh penyangkalan. Tenaga yang terpakai untuk belajar ialah energi hidup. Ada pembelajaran dalam hidup, dan kehidupan berjalan bersamaan dengan pembelajaran.

Mengapa demikian? Karena belajar adalah proses, bukan sekadar hasil akhir dan ini bukan semata-mata soal belajar di sekolah. Sekalipun dalam situasi yang paling tidak disengaja, proses belajar tetap berjalan;
- Kita tahu bahwa kita sedang sadar (mampu untuk tahu)
- Kita terpapar dengan objek dan informasi
- Kita mengetahui yang sedang terjadi, dan yang mungkin terjadi, atau
- Kita menjadi berpikir
Keempat aspek di atas sudah cukup menggambarkan proses awal belajar yang terjadi. Perkara apakah kita kemudian menjadi pandai, pintar, sangat memahami, atau ahli atas sesuatu tersebut tergantung pada respons kita di poin nomor 3 atau 4. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan kemampuan manusia untuk menilai dan mempertimbangkan, yang sebagian aspeknya sudah pernah ditulis di sini akhir tahun lalu.
Di sisi lain, kita justru lebih banyak mendapatkan sesuatu lewat pembelajaran yang tidak disengaja, bukan sesuatu yang diturunkan secara formal. Ilmu, wawasan, pengetahuan, serta pengalaman yang kita peroleh dari pembelajaran yang tidak disengaja itu lebih melekat, memberikan dampak yang langgeng sampai akhir hayat, bahkan bisa menjadi komponen kebijaksanaan pada seseorang.
Misalnya, kita menjadi tahu bagaimana caranya memperlakukan orang lain; bagaimana sebaiknya kita merespons orang lain. Pengetahuan ini membuat kita terampil dalam bertindak terhadap lingkungan sekitar. Termasuk ketika kita memilih untuk diam, menarik diri, dan menjauhi seseorang, itu pun merupakan tindakan yang kita ambil sebagai hasil belajar. Tepat atau keliru, itu penilaian di pembelajaran lapis kedua.
Manakala merujuk pada teori pendidikan modern, aspek-aspek belajar meliputi kognitif, afektif, psikomotorik, serta sosial sebagai tambahan.
Kognitif – pikiran, berpikir
Afektif – perasaan, merasakan
Psikomotorik – gerakan, koordinasi fisik
Sosial – pengaruh lingkungan sekitar
Tanpa berpatokan pada hasil akhir sebagai by-product dari proses belajar itu sendiri, keempat aspek di atas bisa terpapar dengan pembelajaran secara alamiah. Pada dasarnya, setiap orang yang bisa berpikir pasti melakukan proses belajar, setidaknya dalam benaknya sendiri sebelum direalisasikan dalam bentuk tindakan.
Pada waktu kita mengeluh betapa melelahkannya proses belajar yang dijalani, saat itu pula kita sebenarnya tetap belajar. Tatkala kita tidak mau, atau merasa tidak tahu, kita terus belajar tanpa disadari.
Lalu, hal positif apa yang bisa kita ambil dari tulisan hari ini? Entahlah. Saya juga tidak tahu. Mungkin bisa dipikir sendiri.
In a land without learning, Only the fools believe. ~ Toto
[]