Kepingin

KEMARIN, di tulisan terakhir sebelum ini, Mas Roy menulis tentang “hampa”. Dijelaskannya dengan cukup panjang lebar dan kaya referensi; mulai dari memakai perspektif penulis populer Tanah Air, musisi-musisi lagu cinta era puluhan tahun lalu, sampai sedikit menyenggol ranah metafisika.

Entah apa alasan Mas Roy menulis tentang “hampa” tempo hari. Barangkali hanya kepingintapi kayaknya dia juga lagi ngomongin dirinya sendiri yang belakangan mulai menulis lagi di sini. 😆 Di blog keroyokan yang baru berulang tahun Senin kemarin. Tanggalnya barengan SCTV dan RCTI.

Yang jelas, apa pun yang mendorong Mas Roy untuk menulis, itulah napas utama Linimasa.com ini, dan semuanya bermuara pada satu sikap mental: kepingin.

Mas Roy, Ko Glenn, Mas Bangko, Kang Agun, Mbak Leila, Mas Nauval, dan dahulu ada Farah juga … semuanya menulis karena kepingin menulis. Kepingin menulis tentang berbagai topik, bermacam isu, serta beraneka sudut pandang sejak 24 Agustus 2014 dengan pertimbangan: “Mau dibaca boleh, tidak juga tidak apa-apa…” Toh ini bukan bagian dari pekerjaan; bukan berupa target-target atau KPI yang mesti dipenuhi, ataupun yang menghasilkan uang.

Beberapa misalnya.

Ketika Ko Glenn kepingin menulis tentang kemesraannya yang banal bersama kota Jakarta, yang ditafakuri lewat cara-cara tak lumrah dengan seorang kawan, dan menyisakan kenang-kenangan berupa ingatan bagi mereka berdua. Cukuplah kita merasa syahdu mendapatkan percikan cerita dari Ko Glenn saja, sebab kita belum tentu sanggup melakukan yang serupa tak peduli seberapa romantisnya Jakarta, atau kota tempat kita tinggal saat ini.

Ketika Mas Bangko kepingin menulis tentang tips yang ndak menjamin keselamatan siapapun dari pemeriksaan tentara Irak. Juga ndak menjamin tentara Irak ndak terangsang secara seksual dengan anda setelah mengikuti seluruh langkah di atas. Bawa juga kondom dan pelumas dubur, selain senjata di balik busana anda. Ya, siapa taaauu…” Saya yakin banget, pasti banyak yang merindukan Mas Bangko lewat tulisan-tulisannya di Linimasa. Tak perlu tedeng aling-aling, keseruan sudut pandang ditumpahkannya tanpa beban–kelihatannya–di Linimasa.

Ketika Kang Agun kepingin menulis tentang fenomena sosial, bahwa meskipun sebutan Social Justice Warrior (SJW) itu cenderung merendahkan, dan bukan sebutan sanjungan, tetapi sejatinya kita semua adalah SJW dalam lingkar pikiran dan tindakan masing-masing. Selama kita masih bisa merasa tidak nyaman terhadap apa yang terjadi di sekitar; lalu kita mengekspresikan ketidaknyamanan tersebut, bahkan memprotesnya, terlepas dari baik atau buruk, tepat atau tidak tepat argumentasi yang kita gunakan, berdampak atau berisik doang, SJW-lah kita dalam pikiran dan tindakan.

Ketika Mbak Leila kepingin menulis tentang konsensus publik atas bentuk, fitur fisik, dan karakteristik tambahan yang ideal untuk pantat cowok. Kendati konsensus ini mungkin hanya mewakili sebagian masyarakat–maklum, perkara selera–setidaknya kita memahami bahwa pantat yang bagus bisa bikin bentuk potongan celana jadi lebih pas dan optimal. Dari tulisan ini, syukur-syukur menginspirasi para cowok agar akrab dengan squat. Enggak ngadi-ngadi, tulisan Mbak Leila ini masih bertengger jadi salah satu artikel terpopuler di Linimasa.

Barusan.

Begitu pula ketika Mas Nauval kepingin menulis tentang kemandirian hidup, bahwa walau kadangkala terasa overwhelming atau cenderung melelahkan, (hampir) segalanya tetap bisa kita jalani sendiri. Mungkin saja kita tak terlalu akrab dengan kesunyian dan rasa sepi, tetapi kehidupan tetap harus berjalan, dan kita memegang kendali penuh atasnya. Bagaimana kita ingin melalui dan mengisinya.

Semua ini berawal dari … kepingin.

Maka dari itu, teramat wajar dan biasa-biasa saja manakala rasa kepingin itu berkurang drastis, atau melonjak tiba-tiba, atau bahkan hilang sama sekali. Kepingin yang secukupnya, lantaran tulisan tak perlu panjaaang-panjaaang.

Lagipula, bertumpu pada rasa kepingin yang santai begini pun, telah ada seribu enam ratusan tulisan, termasuk yang ini.

Dari kepingin selama enam tahun, jadinya segini.

Oleh sebab itu, tak ada doa dan harapan yang lebih relevan di ulang tahun ke-6 Linimasa.com selain … jika kamu membaca tulisan-tulisan di sini, entah kebetulan terpapar atau sengaja mencari, semoga kehidupanmu selalu dipenuhi cerita-cerita yang terbaik dan menyenangkan, yang membuat kamu kepingin membaginya.

Terima kasih sudah membaca.

Mengikuti keadaan. Minus Mas Roy, nih.

[]

4 respons untuk ‘Kepingin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s