Ketika hati terasa kering kerontang demikian lama. Mencoba membukanya dengan harapan akan disirami, kenyatanya hanya lembap sedikit, lalu kering lagi. Bagus enggak tumbuh jamur.
Apa yang kira-kira bisa membuat jatuh cinta? Apakah itu tatapan mata ketika bicara, yang seolah hanya untuk aku? Apakah senyum dan tawa alami ketika bercerita? Atau ajakan tanpa paksa, atau meminta untuk mengantarkan pulang, hanya dengan kata sederhana; aku sengaja bawa dua helm, siapa tau kamu mau.
Mungkin bisa juga tatapannya yang selalu seperti air dingin di hati yang panas? Tanpa bibirnya harus berkata, tampak selalu senang melihatku. Atau tangannya yang memegang erat tanganku ketika aku memeluk pinggangnya di motor. Bisakah sebuah ciuman di bibir yang lembut lalu menggebu yang membuatnya terbayang sampai keesokan harinya?
Tetapi kenapa ketika dia mengatakan sayang, aku tidak bisa membalasnya? Kenapa kenapa dia sebut kata “pacar” aku hanya bisa membalas “hehehe”. Waktu dia mulai mengatakan, I love you kepadaku, hanya sanggup kubalas, awww thank you!
Padahal aku sudah janji kalau tidak lagi mencari kesamaan minat yang gimana banget. Aku juga sudah tidak menganggap terlalu penting kalau tidak lagi bertemu seseorang yang bisa mengobrol sampai berjam-jam mengenai hal yang kita sama sama suka. They are all nice to have, but not principal. Walaupun senang juga kalau bisa chat sampai larut malam karena seolah ribuan subyek yang ingin dibicarakan, tapi kurang waktu bersama.
Tapi jika semua itu memang tidak penting, kenapa belum juga aku jatuh cinta? Mungkin ini hanya perkara masa.