Apakah menyedihkan hidup sendiri?

Nobody wants to live alone.

Mungkin ada yang setuju dengan pernyataan tersebut, tapi ada juga yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

But, i do. Tidak ada orang yang mau hidup sendiri, benar-benar sendiri.

Di media sosial orang-orang menganggap saya sebagai pribadi kuat yang bisa pergi kemanapun sendirian dan bahagia. Iya, bagi mereka saya ini pribadi mandiri yang bahagia. Tapi yang tak mereka tahu, saya tak bahagia. Saya sedang sakit.

Saya bukanlah pribadi mandiri. Jauh dalam lubuk hati saya, saya butuh pendengar, saya butuh pemeluk dan pemegang tangan yang mampu menenangkan perasaan saya.

Saya tahu, bukan hanya saya yang mengalami hal ini. Rasa panik datang tiba-tiba, tangan berkeringat dingin, bahkan bukan hanya tangan, sekujur badan keringatan hingga gemetaran tak henti, degup jantung berdegup kencang, rasa takut dan khawatir menemani rasa panik yang makin membuat diri sendiri takut bermimpi tentang masa depan. Dan semua berakhir dengan tangisan yang pastinya belum tentu menyembuhkan rasa sakit dan khawatir serta teman-temannya.

Saya tahu, saya tak sendiri. Ada jutaan orang di kota ini yang mengalaminya. Ada yang berani untuk mendatangi psikiater atau support discussion group untuk memulihkan rasa sakit yang mereka rasakan, ada pula yang hanya menyimpannya seorang diri dan menyangkalnya. Saya termasuk yang mana? Saya tak tahu.

Saya tahu saya sakit, saya pernah mengikuti support discussion group, berbicara dengan teman-teman terdekat bahkan tak jarang saya bercerita kepada Tuhan walau saya belum pernah berbicara dengan Psikiater, bahkan saya selalu berkata pada diri sendiri, “Ini hanya pikiran negatif, tenang aja.” Tapi tak juga menyembuhkan saya.

Saya tinggal dengan orang tua, saya punya banyak teman, tapi saya selalu merasa sendiri. Kadang saya merasa bersyukur karena saya tak perlu terjebak dengan komitmen menyebalkan yang kita sebut pernikahan, tapi seringnya saya merasa sepi, sangat.

Di tengah konser musik yang saya datangi, saya selalu merasa sendiri.

Di tengah perjalanan solo travelling saya, dari satu kota ke kota lain, saya selalu merasa sendiri.

Di kota yang sangat ramai ini, saya selalu merasa sendiri.

Lalu, pertanyaan itu muncul lagi ; Apakah menyedihkan hidup sendiri?

Tentu saya akan menjawab ; iya, itu sangat menyedihkan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s