Oscar Yang Ketebak

Terima kasih, kang Agun, yang sudah memulai prediksi Oscar tahun ini, sehingga saya tinggal melanjutkan saja dengan sisa kategori yang lain. Eh, apakah itu berarti prediksi saya di kategori-kategori ‘utama’ sama seperti Agun? Belum tentu …

Yang jelas, saya merasakan sentimen banyak orang terhadap perhelatan Academy Awards tahun ini yang terasa meredup selama awards season kali ini. Salah satu faktornya adalah begitu banyak kasus dan pergerakan yang muncul dari kasus-kasus tersebut di Hollywood selama 6 bulan terakhir. Tumbangnya Harvey Weinstein yang menyeret banyak pesohor lain membangkitkan aksi #TimeIsUp dan #MeToo, yang menyeret ke beberapa perhelatan penghargaan film di Amerika Serikat beberapa bulan terakhir.

Di Golden Globes, para selebritis membawa aktivis perempuan sebagai plus one mereka di acara tersebut. Di SAG Awards, seluruh presenter pembaca penghargaan adalah selebritis perempuan. Di Critics’ Choice Awards, nominator-nominator yang terseret kasus pelecehan seksual tidak diberi tepuk tangan. Di BAFTA, sutradara Martin McDonagh saat mendapat penghargaan untuk film Three Billboards Outside Ebbing, Missouri, harus mengaitkan isi film dengan isu kebangkitan peranan perempuan di bisnis dan produksi film yang sedang marak dibicarakan.

Tentu saja kebangkitan pergerakan ini muncul sejalan dengan apa yang tidak pernah dilewatkan saat setiap musim penghargaan film: black campaign. Apalah artinya Academy Awards tanpa kampanye negatif yang bersifat saling menjatuhkan.

Korbannya sudah ada satu, yaitu James Franco yang bermain cemerlang di The Disaster Artist, namun tahun ini harus menonton siaran langsung Oscar di rumah saja. (Saya juga, mas.)
Sementara The Shape of Water mendadak dituduh sebagai karya plagiarisme tepat di pekan saat anggota AMPAS (Academy of Motion Picture Arts and Science) memberikan suaranya di setiap nominasi Oscar. Belum lagi Three Billboards yang dituduh rasis, Call Me By Your Name yang dituduh mengagungkan pedofilia, sampai Darkest Hour yang dianggap membosankan. Oh kalau ini bukan tuduhan, tapi kenyataan.

Mendapatkan nominasi Oscar bukan perkara mudah. Apalagi sampai menang. Banyak jalan berliku yang harus dilalui. Beberapa pelaku film mengibaratkan berkampanye untuk Oscar seperti mencalonkan diri menjadi presiden. Atau mengikuti lomba lari marathon. Perlu kesiapan fisik dan mental, dengan menjalani kampanye beberapa bulan, membicarakan hal yang sama berulang-ulang, dan mengeluarkan reaksi yang politically correct setiap ada isu negatif seputar film yang dikampanyekan. It has nothing to do with artistic achievement. It is always about a popularity contest.

Oleh karena itu, sebagai sebuah kontes populer, maka tidak ada yang lebih menyenangkan buat kita, penonton yang jauh di belahan dunia lain, untuk menebak-nebak siapa yang akan membawa Oscar. Belum menonton semua filmnya? Jangan khawatir. Internet kaya dengan informasi tebak-tebakan serupa, atau berita soal film mana yang mendapat penghargaan dari asosiasi pekerja sesuai dengan kategori masing-masing.

Kecuali kategori-kategori paling sulit, yaitu ketiga kategori ini:

Best Live Action Short – The Silent Child

Best Animated Short Film – Revolting Rhymes

Best Documentary Short Subject – Heaven is a Traffic Jam on the 405

The Silent Child (source: Indiewire)

Lalu dua kategori lain yang seleksinya luar biasa unpredictable, dan bikin gemes karena beberapa film favorit tidak jadi dinominasikan:

Best Foreign Language Film – A Fantastic Woman (Chile)

Best Documentary Feature – Faces Places

Revolting Rhymes (source: Daily Maverick)

Nah sekarang mari kita masuk ke dua kategori yang setiap tahun saya lupa pembedanya apa. Saking tipisnya perbedaan kedua kategori ini, saya ibaratkan seperti ketupat dan lontong:

Best Sound Editing – Dunkirk

Best Sound Mixing – Baby Driver

Heaven is a Traffic Jam on the 405 (source: Full Frame Fest)

Dan sekarang mari kita teruskan ke kategori teknis lainnya:

Best Visual Effects – War for the Planet of the Apes

Best Film Editing – I, Tonya

Best Costume Design – Phantom Thread

Best Makeup and Hairstyling – Darkest Hour

Best Production Design – Blade Runner 2049

A Fantastic Woman (source: BAM)

Best Cinematography – Blade Runner 2049 by Roger Deakins (after 14 nominations and zero win, IT’S ABOUT TIME!)

Best Original Score – Phantom Thread by Jonny Greenwood

Best Original Song – “Remember Me” from Coco

Best Animated Feature – Coco

Faces Places (source: THR)

Oke, sekarang masuk 8 kategori utama. Kategori-kategori yang membuat saya menaruh judul di atas untuk tulisan hari ini:

Best Adapted Screenplay – Call Me By Your Name by James Ivory

Best Original Screenplay – Get Out by Jordan Peele

Best Supporting Actress – Allison Janney in I, Tonya

Best Supporting Actor – Sam Rockwell in Three Billboards Outside Ebbing, Missouri

Best Actress – Frances McDormand in Three Billboards Outside Ebbing, Missouri

Best Actor – Gary Oldman in Darkest Hour

Best Director – Guillermo del Toro in The Shape of Water

Best Picture – La La Land, I mean, Three Billboards Outside Ebbing, Missouri

Oh sama ya kayak punya Agun kemarin?

Ya namanya juga tebak-tebakan yang ketebak.

Selamat menonton!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s