Beberapa hari yang lalu jagad raya media sosial ramai dengan decakan kagum koleksi Fall/Winter brand Gucci, maha karya siapa lagi kalau bukan Alessandro Michele. Sebagai anak kost yang hanya bisa menikmati lewat layar laptop, selalu ada yang menarik dari setiap karya Alessandro Michele, it’s fantasic, magic, unexpected!
Tidak perlu menjadi anak fesyen untuk dapat menyukai karya-karyanya, kalau tidak bisa beli bajunya, setidaknya kita bisa menikmati megahnya mimpi seorang Alessandro Michele yang menjadi kenyataan. Penasaran dengan perjalanan Alessandro, saya pun mencari di internet, mulai dari perjalanan karirnya, kantornya, dan wawancara-wawancaranya dengan berbagai media.
Ada beberapa kalimat menarik yang dia sampaikan, bahwa membuat sesuatu adalah tentang bagaimana menambah hal baru dengan tetap mempertahankan yang lama. Dan satu kalimat yang sepertinya menjadi value di balik karya-karyanya, ‘With a delution in fashion, you can make anything.’
Peragaan busana Gucci kemarin berhasil menarik saya dari kenyataan, masuk ke ilusi-ilusi Alessandro, bahwa fesyen adalah tentang menembus batas antara kenyataan dan ilusi. Lepaskan realita, bebaskan imajinasi dalam berkarya dan menikmati karya. Anggaplah kenyataan itu tidak ada, melainkan ilusi-ilusi, kamu hanya perlu masuk dengan suka rela melihat jalan pikiran si pembuat karya.
Alessandro mungkin bisa dijadikan salah satu contoh bahwa jika kamu punya mimpi besar, lakukan! karena dari sanalah kebebasanmu berasal, to do what you love, is a freedom, you’ll feel liberated! Begitu kata si om Ale. 🙂
Sometimes. But what if dream and passions dont exist? Some of the things that we use or enjoy today, are made from the one who dream and do it passionately, aren’t they? 🙂
SukaSuka
Dreams and passions are overrated, aren’t they?
SukaSuka