Mana yang Lebih Enak, Teh Kotak atau Teh Botol?

TERLAHIR di keluarga Tionghoa Indonesia seperti kebanyakan, sejak kecil sudah terbiasa dikelilingi rak-rak etalase kaca dan kulkas dengan pintu tembus pandang berisi aneka minuman dingin. Namun, namanya juga toko kelontongan, semuanya tentu saja merupakan barang jualan. Mau sedoyan apa pun, tetap tidak boleh diambil sesuka hati.

Sejak pertama kali mengenal konsep “minuman kesukaan” sekitar umur 4 atau 5 tahun, Teh Kotak menjadi salah satu yang paling terfavorit di antara berbagai jenis minuman dingin di dalam kulkas toko pada saat itu. Manisnya terasa berbeda dibanding es teh bergula yang dibikin di dapur, dan menyegarkan. Apalagi jika diminum saat pulang sekolah … pukul 11 siang (waktu itu masih TK atau baru masuk SD). Tidak perlu repot-repot, tinggal dicolok sedotan.

Bukannya tanpa alasan lain sampai bisa memfavoritkan Teh Kotak, sebab pada saat itu—rasanya—tidak ada minuman teh siap saji lain. Setidaknya sampai sekira lima tahun kemudian, atau bahkan lebih, karena menjelang masuk SMP pada waktu menemukan minuman bermerek Teh Botol untuk pertama kalinya. Padahal teh celup merek Sosro sudah lebih dahulu beredar. Bisa jadi lantaran di Kalimantan, makanya Teh Botol baru hadir setelahnya.

Bagaimana sekarang? Sebagai seorang penggemar minuman yang satu itu, Teh Kotak tetap terasa lebih istimewa. Entah perkara selera (rasa dan aroma) semata, atau ada unsur emosional dan nostalgia di baliknya. Mengingat Teh Kotak adalah merek tunggal yang sudah diminum sejak kecil. Walaupun sebenarnya, dalam berbagai kesempatan, Teh Botol (dan berbagai variannya) juga tetap terasa menyenangkan.


Menarik untuk diamati, seberapa kuat efek emosional dari kenangan dapat memengaruhi persepsi, penilaian, dan tindakan seseorang, yang pastinya berlangsung dalam kurun waktu cukup lama. Mengambil contoh Teh Kotak tadi, rentang waktu yang berlalu sudah mencapai lebih dari belasan tahun sekarang. Terlebih lagi, ini menyangkut rasa dan aroma, sesuatu yang terlampau personal untuk dikonfrontasi dengan logika.

Dalam hal ini, setiap orang memiliki kemampuan bawah sadar untuk merekam reaksi emosional saat mengalami sesuatu yang baru. Baik atau buruk, lalu melekat padanya: cenderung menyukai yang menyenangkan, dan cenderung membenci yang tidak menyenangkan. Rekaman emosional ini pun kerap melekat pada objeknya. Dari contoh kasus di atas: Teh Kotak. Kondisi yang sama juga terjadi pada balita-balita dengan guling buluk bau iler.

Rekaman emosional tersebut sukar untuk dirasionalisasi, atau dijabarkan alasan-alasan logisnya. Satu hal yang diketahui oleh si empunya pengalaman adalah rasa nyaman/kenyamanan.

Saat ditanya: “Kenapa lebih suka dengan Teh Kotak?” Jawabannya: “Karena enak, manis, segar, dan sudah diminum sejak kecil.” Kata “enak”, “manis”, dan “segar” ialah sebagian penggambaran dari kenyamanan yang dirasakan.

Pertanyaan yang sama untuk guling buluk bau iler, tentu tidak akan bisa dijawab. Sebab yang dialami dan diakrabi oleh para balita tersebut adalah perasaan nyaman/kenyamanan, dan mereka belum memiliki pengetahuan maupun kemampuan untuk menyampaikannya setepat mungkin. Berbeda dengan premis “enak”, “manis”, dan “segar” tadi.

Meskipun sebenarnya tetap ada komponen-komponen lain yang menyebabkan kondisi nyaman tersebut, contohnya: tangan ibu yang mengelus-elus kepala, atau menepuk pantat, selimut dan baju tidur yang hangat, kasur yang empuk, dan sebagainya, yang telanjur diingat dan direkam alam bawah sadar si balita cuma guling.

Dengan demikian, boleh dikata ironis bahwa manusia sebagai satu-satunya makhluk berakal budi, (untuk sementara ini), makhluk yang dapat berpikir dan bernalar, ternyata tetap takluk dengan perasaannya sendiri. Tanpa disadari. Manakala berhadapan dengan pilihan, keputusan sebenarnya sudah diambil sejak awal. Beranjak dari situ, barulah alasan dan pembenaran dimunculkan, berusaha mendukung tindakan yang akan dijalankan.

Sekuat-kuatnya manusia, tetap insan nan lemah juga.


Jadi, kamu, tim apa? Teh Kotak atau Teh Botol?

Ya… apa pun merek dan jenisnya, yang paling enak tetaplah teh yang dibuat seseorang dengan perhatian dan kasih sayang.

Apalagi kalau seseorang itu adalah kamu.

[]

3 respons untuk ‘Mana yang Lebih Enak, Teh Kotak atau Teh Botol?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s