TULISAN pertama di Februari tahun ini. Bulan cinta dan kasih sayang, demikian kata sebagian orang.
Saya doakan, semoga…
• Yang single and not seeking, tetap bahagia. Meski bersendirian, belum tentu takluk pada kesunyian.
• Yang single and currently seeking, segera dapat gebetan atau jadian sekalian. Syukur kalau orangnya cocok dalam banyak hal dan pengertian. Fair dan mudah diajak bicara. Selalu mampu membuat nyaman. Mendewasakan, mendorong kemajuan, bikin yakin untuk diajak melangkah ke depan. Oh ya, dan enak ngewenya. Namun, kalau orangnya ternyata tidak demikian, ya sudah, namanya juga masih pacaran. Jadi pelajaran dan pengalaman. Untung belum telanjur.
• Yang sudah punya gebetan, segera mendapatkan kejelasan. Bisa dipacari atau tidak. Enggak usah kelamaan menikmati duga-menduga. Ada kesempatan, sampaikan dengan baik dan terencana. Biar lekas tahu ujungnya. Diterima, oke. Ditolak, ya oke, walaupun sakit. Kehidupan masih terus berjalan, dan lebih baik dapat kejelasan, meskipun tidak menyenangkan. Daripada hati berbunga-bunga, tetapi masih ambigu. Karena itu sama saja dengan menggantung perasaan sendiri, lalu akhirnya malah melemparkan semua kesalahan pada orang lain. Hahaha!
• Yang berpacaran dan belum berencana menikah, selalu bahagia, dan seterusnya tetap bahagia, tanpa terlalu terganggu dengan segala perubahan yang terjadi. Hingga masa siap untuk melangkah ke fase berikutnya.
• Yang berpacaran dan berencana menikah, dilancarkan semuanya … pastikan menikah bukan cuma karena siap harta, fisik, dan perasaan saja, tetapi juga siap kedewasaan dan kematangan psikologisnya (SOTOY! 😂) Jangan lupa: premarital checkup, prenup agreement, dan premarital counseling. Ini sudah pernah ditulis sebelumnya.
• Yang baru putus, ya sudah sih … kalau bisa sober, ya sober. Kalau enggak bisa sober, ya puas-puasin dulu menggendong masa lalunya. Sampai letih, sampai sadar kalau masih punya hidup yang mesti dijalani. Mau sendiri dulu untuk sementara waktu, atau mau langsung cari lagi, ya silakan. Asal bukan cari rebound doang, batu loncatan, partner ena-ena temporer, dan sebagainya yang kemudian ditinggalkan begitu saja. Soalnya, itu jahat, lho.
Syukur-syukur kalau putusan yang sebelumnya terjadi bisa membawa dampak positif. Mantan dan pengalaman berpacaran yang terakhir tetap bisa disebut bermanfaat. Misalnya: dari yang dulunya kumal, sekarang sudah lebih segar; yang dulu cuek dengan manajemen finansial, sekarang sudah bisa menabung atau simpan-simpan emas kepingan, dan seterusnya.
• Yang berpasangan dan sedang dalam open relationship, please stay just and sane! You guys need an extra supply of “sexual maturity” than anyone else 😂 since we’re living in a norm-bound narrow-minded society with their so-called moral standard. Selebihnya, mana tahu nanti malah berkeinginan untuk saling mengikatkan diri, setelah benar-benar yakin, merasa sungguh-sungguh mencinta.
• Yang baru menikah tahun ini, dijauhkan dari drama keluarga (maupun keluarga orang tua/mertua) … kalau tetap drama juga, ya toh kalian sudah jadi keluarga mandiri yang terpisah dan independen. Tahu harus bagaimana? Enggak tahu harus berbuat apa? Ya inilah saatnya (untuk belajar).
• Yang sedang menanti baby, lekas dapat dan sehat selalu semuanya. Dimudahkan juga rezekinya.
• Yang baru punya baby, lancar belajar menjadi orang tuanya. Menyadari bahwa anak bukanlah objek kepemilikan, dan dapat memastikan segala hal yang baik, yang benar-benar baik. Tanpa harus ketambahan beban pikiran soal kesejahteraan.
• Yang sudah punya anak, tidak dibuat/merasa kesulitan karenanya. Mampu menumbuhkan kebaikan dan akal sehat pada anak-anaknya, menghasilkan manusia-manusia baru yang bermanfaat dan memberikan kebahagiaan bagi sesamanya.
• Yang sedang bermasalah dengan pasangan, bisa segera ketemu jalan keluarnya. Terus belajar menjadi manusia-manusia dewasa dan bijaksana. Selama masih punya otak untuk berpikir, hati untuk merasa, telinga untuk mendengar, mulut untuk berucap, dan tangan untuk bertindak, gunakanlah dengan sebagaimana mestinya.
• Yang sudah merasa tidak tahan, dan merasa ingin berpisah … ehm, yakin? Keputusan untuk berpisah sama seriusnya dengan keputusan mau menikah, lho, dulu. Ya enggak masalah juga sih kalau mau berpisah, asal yakin, konsisten, dan bertanggung jawab penuh terhadap kehidupan sendiri. Penyesalan memang selalu datang belakangan.
Terlebih kalau sudah melibatkan kekerasan, intimidasi dan domestic bullying, maju terus pantang mundur! Pisah aja. You deserve someone better.
• Yang baru saja berpisah, dan menjadi single kembali … welcome to a new world, and please be considerate. Since it should get you wiser than ever, apalagi kalau sudah punya “buntutnya”.
• Terlepas dari semua kondisi di atas, semoga kita selalu mendapatkan yang terbaik, meski “yang terbaik” itu tidak selalu sama dengan “yang terenak” atau “yang paling menyenangkan”, dan semoga kita punya kemampuan untuk memahaminya, untuk benar-benar tahu apa dan di manakah letaknya “kebaikan” dalam “yang terbaik” itu.
Amin!
Amen!
Sadhu!
Om Svaha!
梭哈!
Shancai!
善才!
🙏🏽
Berupa doa seorang jomblo, semoga punya “kekuatan lebih” untuk dapat terwujud dan terkabulkan.
[]
AMIN!
SukaSuka
ngenes2 lucu gmana gitu baca tulisanmu kali ini gon
SukaSuka
Om Gono :’)
Tidak ada yang boleh menyepelekan doa seorang jomblo. hahaha
Amin, semoga yang baik, mulia dan bijak selalu menguat ke kita ya.
SukaSuka
TombolAjaib.com 🙂
SukaSuka
Amin!
Amen!
Sadhu!
Om Svaha!
梭哈!
Shancai!
善才!
SukaSuka