Namanya Mohammad Bin Salman. Usianya baru 32 tahun. Dia adalah pewaris tahta Kerajaan Arab Saudi. Tapi sepak terjangnya sudah mencengangkan. Setelah Raja Salman sakit-sakitan, maka sekarang MbS, panggilannya, yang memegang kekuasaan. Walaupun dia cuma S1 lulusan dari universitas lokal tapi pikirannya cukup terbuka. Sudah banyak “prestasi” yang dia toreh. Tujuan dia cuma satu: memodernkan Arab Saudi. Yang artinya dia ingin Arab Saudi menganut Islam yang lebih moderat. Tidak seperti sekarang ini yang ultra-konservatif. Apa saja yang sudah ia lakukan?
- Membolehkan perempuan menyetir mobil mulai tahun depan. Selama Kerajaan Arab berdiri, belum pernah ada perempuan yang menyetir mobil sendiri.
- Membolehkan perempuan datang ke stadion untuk datang merayakan ulang tahun Raja Salman.
- Bioskop akan dibuka mulai tahun depan. Iya mereka sebelumnya tidak mempunyai bioskop.
- Mencanangkan NEOM, proyek ambisius -senilai $500 milyar untuk menyaingi Dubai sekarang.
- Arab Saudi adalah negara pertama yang memberi kewarganegaraan kepada robot yang bernama Sophia.
- Aramco, salah satu perusahaan minyak milik Arab Saudi, sedikit sahamnya sudah dijual di bursa efek.
Itu adalah sebagian “reformasi” yang sudah dicanangkan oleh MbS. Tapi untuk menyukseskan Vision 2030–yang intinya mengurangi kebergantungan terhadap minyak–tentunya beliau harus menyingkirkan “lawan politik” atau siapa saja yang menghalangi jalannya. Apa yang dia lakukan?
- Menyingkirkan para imam dengan aliran garis keras yang memicu terorisme di seluruh dunia. Arab Saudi sudah lama dituduh sebagai negara pendana teroris.
- Menangkap semua lawan politik yang dianggap bersebrangan dengannya. Dengan dalih terkait kasus korupsi, melalui Komite Anti Korupsi yang diketuai olehnya, beliau menangkap 11 pangeran dan 38 mantan mentri. Termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal, salah satu orang terkaya di Timur Tengah dan di dunia. Sahamnya tersebar di mana-mana.
Dia melakukan semua ini untuk Arab Saudi. Dia menilai Arab Saudi tidak akan bertahan lama jika tetap menganut faham Wahabi. Organisasi-organisasi teror semacam ISIS dan teman-temannya menganut faham Wahabi. Arab Saudi adalah anggota negara G-20. Dia menganggap Arab Saudi harus bersikap terbuka terhadap semua kalangan dan agama. Namun tentunya ada harga yang harus dibayar untuk melakukan ini. Revolusi Kebudayaan selalu memakan korban. MBS melakukan semua yang disebut di atas dalam waktu yang cukup singkat. Belum lima tahun, dan masih banyak PR yang harus ia kerjakan.
Yang menjadi pertanyaan apakah MBS tidak salah langkah atau terlalu cepat memberangus mereka yang tidak sefaham? Banyak tokoh yang melakukan ini untuk melanggengkan kekuasaan dan mewujudkan tujuannya. Suharto pernah melakukan ini. Fidel Castro juga. Lee Kuan Yew kurang lebih sama. China melalui Xi Jin Ping juga mirip. Sepak terjangnya juga mengingatkan saya pada Michael Corleone di film The Godfather 1 & 2. Coba perhatikan film pertama di setengah jam terakhir. Banyak kemiripan di antara keduanya. Dia menghabisi semua musuhnya.
Tapi terlepas dari itu semua, semoga dengan menjadi moderatnya Arab Saudi ikut menjangkiti semua negara dengan penduduk mayoritas Islam untuk lebih terbuka. Ini yang paling penting. Ini dampak yang paling terasa oleh masyarakat di Indonesia dengan naiknya MBS menjadi pewaris Kerajaan Saudi Arabia. Karena seperti kita ketahui, di Indonesia pasca Orde Baru, justru sekarang mulai banyak tumbuh benih-benih Wahabi. Yang lucunya paham ini berasal dari Arab Saudi.
Ya ampuunn dr kmaren blom dibenerin. Michael Corleone, banggg….
SukaSuka
Apakah yang mulia HRS akan dideportasi?
SukaSuka
Semoga cepat pulang. Kalo deportasi kan aib. Apalagi kalo kayak Yang Dipertuan Agung Zakir Naik.
Sebentar lagi juga kan ada Pilkada dan Pilpres. Pasti jasanya dibutuhkan. :”)
SukaSuka