BERBICARA tentang spiritualitas, tidak akan terlepas dari rasa percaya dan potensi kekuatan yang dimilikinya. Bagaimana kepercayaan itu dikelola oleh orang-orang yang umumnya disebut sebagai pemuka. Terkait hal ini, bisa muncul tiga kondisi. Masing-masing bisa dianalogikan seperti berikut:
- Ada sekelompok orang yang terjebak di padang pasir. Selama berhari-hari mereka berusaha bertahan hidup dengan perbekalan yang ada. Sampai suatu hari, persediaan air mereka habis, namun perjalanan tetap harus diteruskan. Dengan segala keterbatasan tersebut, tiba-tiba muncul seseorang yang datang entah dari mana. Terlepas dari seperti apa pun penampilannya, dia berkata:
“Kalian pasti sangat haus. Di ujung sana, tak jauh dari sini, ada mata air yang sangat indah. Ada banyak buah di sana. Beristirahatlah sejenak di sini. Biar aku yang ambilkan air buat kamu sekalian. Sini, biar kubawa kantung-kantung airmu. Aku isi. Pokoknya kalian jangan ke mana-mana, dan tidak ada mata air lain selain yang ku sebutkan tadi. Di sini aja ya. Nanti kalian mati!”
- Ada sekelompok orang yang terjebak di padang pasir. Selama berhari-hari mereka berusaha bertahan hidup dengan perbekalan yang ada. Sampai suatu hari, persediaan air mereka habis, namun perjalanan tetap harus diteruskan. Dengan segala keterbatasan tersebut, tiba-tiba muncul seseorang yang datang entah dari mana. Seseorang tersebut terlihat lebih bersih dan segar. Dia berkata:
“Kalian pasti sangat haus. Di ujung sana, tak jauh dari sini, ada mata air yang sangat indah. Ada banyak buah di sana. Untuk bisa sampai di sana, kamu berjalan lurus sampai sekitar 5 Km sampai bertemu beberapa pohon kaktus. Dari titik itu, kamu lanjutkan perjalanan ke arah timur sampai ke padang berbatu. Hati-hati di sana banyak ular dan kalajengking. Jangan juga sampai salah belok, kamu bisa tersesat ke tempat persembunyian para perampok dan pembunuh. Tidak jauh dari padang berbatu itu, kamu akan melihat bukit batu karang. Di balik bukit itulah mata air tadi berada. Tapi kamu mesti tetap berhati-hati, ada binatang buas di sekitarnya karena mereka berkumpul di sekitar sumber air.”
- Kondisinya sama seperti analogi ke-2, namun pesan yang disampaikan seseorang tersebut berbeda;
“Kalian pasti sangat haus. Di ujung sana, tak jauh dari sini, ada mata air yang sangat indah. Ada banyak buah di sana. Aku sudah pernah ke sana. Air dan beberapa buah yang kubawa ini juga berasal dari sana. Jalannya memang agak rumit, berbahaya dan penuh jebakan. Kalau kalian mau, aku bisa barengin ke sana. Tapi kalau kalian mau coba jalan sendiri, juga enggak apa-apa kok.”
Meminjam ungkapan yang lazim disampaikan dalam pidato maupun yang sejenisnya; “manusia memang tempatnya kesalahan, kekhilafan, dan ketidaktahuan.” Meskipun begitu, manusia tetap dianugerahi akal, kemampuan untuk berpikir dan menimbang, serta kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut. Dengan demikian, akan sangat mudah bagi kita untuk mengkritisi ketiga analogi di atas.
Dari tiga analogi tersebut, mana yang akan kamu pilih?
Siapa yang lebih kamu percaya?
Mengapa?
Secara umum, ketiganya sedang terjadi sampai saat ini, lengkap dengan tiap-tiap kelompok pendukungnya. Adapun tiga analogi di atas hanyalah kondisi sederhana. Selebihnya, masih ada beragam situasi lain yang kian kompleks tentang spiritualitas manusia modern, selaras dengan perkembangan zaman.
[]