Kembali lagi membicarakan nutrisi, yang entah mengapa saya agak terobsesi sejak beberapa tahun yang lalu. Sungguh terkadang saya berandai-andai saya bisa dibayar untuk mempelajari dan melakukan sesuatu tentang subyek yang sangat disukai ini.

Orang orang terdekat saya sudah paham, kalau memang sejak lebih dari tiga tahun yang lalu saya menganut pola makan Paleo, kemudian seiring dengan melambatnya metabolisme akibat usia, dan pada dasarnya memang saya doyan makan, kemudian saya menambah pola makan tersebut dengan rendah karbohidrat. Sejak akhir tahun 2015 saya tertarik dan mulai mempelajari soal Keto diet atau pola makan VLC (Very Low Carbohydrate). Ketika itu masih sulit sekali mencari referensi dari dalam negeri, dan semua yang didapatkan, dari mulai buku-buku, video kuliah umum, sampai forum adanya dari AS atau Inggris dan sekitarnya. Karena itu ketika akhir tahun lalu saya menemukan kalau ada grup lokal di Facebook dengan tajuk Ketofastosis, saya senang sekaligus penasaran.
Seperti saya sudah ceritakan di tulisan ini, kalau percobaan saya pertama kali melakukan VLC gagal total, dan saya curigai karena acuan saya semua dari luar, sesuai anjuran asupan produk susu seperti keju lumayan tinggi (siapa yang tidak suka keju?) sementara pencernaan saya ternyata sering tidak setujunya dari setuju terhadap konsumsi keju berlebihan. Walhasil efek ke badan tidak lezat, dan penurunan berat badan pun tidak signifikan.
Sebelum saya menemukan grup Facebook yang tadi disebutkan, saya juga sudah mulai lagi pola makan serupa tapi tak sama, yaitu tetap dengan sayuran dan protein juga lemak hewani. Saya juga meminimalkan dairy, benar benar hanya mengambil konsumsi protein dan lemak dari daging dagingan. So far so good, tetapi ada satu yang mengganjal, dan saya memilih tidak dibagikan di sini. Kemudian saya membaca dengan teliti grup Facebook ini.
Sungguh niat si oom founder patut dipuji, karena sejatinya dari sumber luar, sungguh njelimet menghitung makro dari pola makan ini. Oleh sang “suhu” (begitu dia dipanggil di grup ini) dijabarkan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, guidelines juga sangat sederhana tanpa harus menghitung makro, dan tolok ukur yang mudah dilakukan dan dimengerti pula. Begitu saja bolak balik di grup masih banyak yang bertanya karena tidak mengerti atau karena malas membaca, begitu lah ya, manusia. Grup ini juga membolehkan para pesertanya bertanya ke beberapa “petugas” bahkan nomer suhu disebarkan untuk konsultasi pribadi, walaupun tidak fast response, kabarnya pasti dibalas. Setahu saya tidak menarik bayaran. Memang ada bagian penjualan, tetapi itupun tidak memaksa, juga ada item yang judulnya Immunator Honey yang saya agak curiga ini sebenarnya pengaplikasian placebo effect karena sebagian besar orang kita yang masih harus bersandar dengan sesuatu berbau obat. Tetapi intinya tidak ada yang memaksa peserta untuk membeli barang yang menurutnya tidak dibutuhkan atau diinginkan. Hasilnya? Beberapa membagikan initial reaction yang tidak mengenakan, tetapi tidak kurang juga kisah sukses yang berhasil mengendalikan glukosa darah bagi yang memiliki riwayat diabetes, bahkan beberapa peserta yang pernah serangan jantung beberapa kali hingga menderita gangrene pun mendapatkan kehidupan sehat mereka kembali.
“Riset” saya tidak sampai di sini, karena saya paham betul bahwa h8ers gonna hate. Ada satu orang dokter yang sering sekali menulis status menentang grup ini. Sering fokusnya kalau yang dipaparkan tidak pernah didukung penelitian yang valid, juga sang founder sebenarnya adalah tukang jual madu, dan dia tak punya background kedokteran.
Saya kurang paham apakah si dokter belum pernah mendengar soal Robert Lustig, yang seorang dokter. John Yudkin juga. Apakah dia tidak pernah membaca keberhasilan dan kesembuhan yang telah jadi bukti. Bahwa awalnya orang mencari alternatif dengan pola makan ini adalah karena kekhawatiran efek buruk dari gula yang kini sudah menjadi bagian yang seolah tak bisa dipisahkan dari gaya hidup sebagian besar manusia. Kalau banyak orang yang tidak mau (dan tidak sanggup) mengonsumsi obat seumur hidupnya karena penyakit non menular.
Talking about keto diet, isn’t it?
SukaSuka
aduh jadi malu, iya dok…
SukaDisukai oleh 1 orang
Theoretically… I think it puts your body in the Diabetic Ketoacidosis condition… Hence, I don’t think it’s ok…
SukaSuka
I’ve read quite some books on the subject to know that ketosis is different than ketoacidosis. Ketoacidosis is when your glucose level is high, but when you don’t consume any carb, your glucose is low. Otherwise those people who wrote the book based on self experiment would be published post humous. Cmiiw ya dok.
SukaSuka
I’m doing a short essay about it. I’ll let you know
SukaSuka
Please do!
SukaSuka