Sorry Adalah Maaf

Oke. ndak perlu saya tanya jika kamu semua pernah merasa marah terhadap seseorang. Yang gak wajar justru bila hidup kalian sangat datar, kayak sosok Sho dalam film The Secret World of Arriety. Tapi itu juga wajar, soalnya si Sho hanya tinggal nunggu hari aja buat ninggalin dunia ini. Pantesan di film itu gak banyak ekspresinya.

Jangan harap paragraf berikutnya nyambung sama paragraf pembuka. Sorry banget soalnya saat nulis ini pikiran saya lagi kurang sehat. Gara-gara lagi kurang sehat, jadi inget pas lagi di commuter line. Waktu itu kamu ngeliat ada ibu hamil (bumil) naik dari stasiun Cikini menuju Bogor, di gerbong yang sama tentunya. Tak lama, bumil itu ambil posisi agak ke dalam, sesaat kamu perhatiin ada seorang pemuda yang tak punya niat sedikit pun untuk memberi jatah duduknya kepada si bumil. Lantas pada kejadian itu apa yang kamu rasakan? Gondok? Dengki? Murka? Sama siapa? Pemuda tadi atau sama diri kamu sendiri yang ternyata saat merhatiin momen tersebut sembari duduk di atas kursi dan gerbong yang sama. Sorry kalau keterlaluan, tapi aku tak sudi terima maafmu, karena kamu baru sadar jika kamu bersalah (juga).

Saat pulang kerja, jalanan semuanya macet, iyalah Ahok (baca: Jakarta) gitu loh. Banyak orang yang terjebak, atau bahkan memang telah menjelma sebagai rutinitas harian, tak terkecuali kamu. Di perempatan kamu lihat seorang remaja putri tengah menggendong adiknya yang masih bayi sambil meminta-minta. Seketika kamu ngetwit; “Kasihan nian adik kecil itu, kemana orangtuanya?” Mungkin saja kamu merasa iba bercampur marah saat ketik twit tadi di iPhone 7. Tapi sorry, sudah satu bulan kamu tidak ngeWA ibumu, coba ingat-ingat lagi. Jangankan bertanya, memikirkan bagaimana perasaaan dia saja saat itu ndak terlintas.  Sorry kalau keterlaluan, tapi aku tak sudi terima maafmu, karena kamu baru sadar jika kamu bersalah (juga).

Sedang menjelang tidur, seperti biasa kamu bakal kepo-kepo beberapa akun medsos. Ada twitter, facebook, path, instagram, bigo, dan lainnya. Tak lama kamu merasa ‘terganggu’ dengan musuhmu saat kuliah dulu. Pokoknya, kalo liat muka dia bawaannya gedek banget. Musuhmu yang berbadan tambun itu kini makin sering pajang foto lagi ngegym bareng kekasihnya, dua-duanya seksi! beneran deh. Kamu ngerasa ‘gerah’ mungkin tepatnya condong ke rasa iri. Padahal dulu, body kamu itu primadona kampus, mantan kamu ada 9, satu lagi cuma temen tapi akrab. Tapi sekarang, kamu gak lebih baik dari seorang single. Pergi kerja, pulang kerja cuma ketemu layar monitor merk Lenovo. Kerjaan kamu bener-bener ngabisin waktu. Kamu gak sadar kalo kamu berangkat kerja jam 6 pagi dan bakal sampai ke apartemen yang masih nyicil itu hampir jam 10 malam. Kamu sendiri ndak perhatian sama diri sendiri. Sorry kalau keterlaluan, tapi aku tak sudi terima maafmu, karena kamu baru sadar jika kamu bersalah (juga).

Saat akhir pekan, tak banyak daftar kegiatan yang kamu punya. Well, paling mentok-mentoknya clubbing. Minum-minum dikit, pulangnya agak oleng lalu dianterin sama sopir taksi. Minggu paginya kamu masih molor sampai siang, itu juga bangun karena perut keroncongan. Banyak orang bilang itu adalah gaya bersosial yang asik, atau sosialita gitu deh. Tapi nyatanya, friend-firend  yang ber-hepi-hepi di tempat clubbing biasanya gak lebih dari semalam aja. Itu karena hari Seninnya kamu (dan kalian) bakal ketemu lagi sama rutinitas yang sudah dipaparkan di paragraf dua dan seterusnya tulisan ini. Sorry, kalau di tulisan ini mempermalukanmu. Semua ini hanya gara-gara saya bukan orang yang pandai memberi maaf. Tapi asal kamu tahu, kalau aku beneran bilang sorry untuk maaf sebagai kata kerja. Gak percaya? Baca ulang lagi aja.

 

Penulis: Dicky Ahmad // Medsos : @ayodiki (twitter & IG).
// Aktivitas: Pendampingan masyarakat lewat isu-isu lingkungan dari Greeneration Indonesia.

4 respons untuk ‘Sorry Adalah Maaf

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s