Teman, Buku, dan Bonus Umur

diary-of-discoveries
Vladmir Kush “Diary of Discoveries”.

SAYA harus melanggar slogannya LINIMASA. Kali ini saya ingin menulis dengan rujukan data. Tapi tetap aja sih, yang membawa saya ke sumber data-data itu adalah perasaan juga. Gimana, dong…..

Ini bermula dari kerepotan saya harus pindah tempat tinggal. (Itu juga alasan kenapa beberapa kali saya harus membolos dari jadwal menulis di  sini. Maafkan….).  Karena kantor tak lagi menanggung biaya tinggal di kota Jakarta ini, maka saya harus mencari rumah yang lebih masuk akal, secara bujet dan jenisnya.

Hampir empat tahun di apartemen sebenarnya kami bertahan dengan membetah-betahkan diri. Sejak semula kami berpikir ini hanya untuk sementara. Setelah tugas kuliah saya selesai, ya sudah, selamat tinggal Jakarta dan apartemenmu yang “nggak gue banget”.

Kenikmatan yang bagi kami hilang sejak awal di aparteman yang kami tempati adalah: kami tak bisa memelihara kucing. Padahal kami sekeluarga adalah pencinta kucing. (Anak bungsu bisa pulang dari pasar membawa kucing karena dia kasihan melihat kucing itu tersia-sia).

Usaha untuk mendapatkan rumah ternyata bukan perkara gampang. Jodoh-jodohan, kata agen properti yang akhirnya dari dia kami mendapatkan rumah yang cocok. Hal pertama yang kami lakukan adalah mengadopsi seekor anak kucing kampung!

Ketika berkemas-kemas kami menyadari barang terbanyak yang harus dibawa adalah buku! Lebih dari separo dari jumlah kardus pindahan terisi  buku. Kami ingin mencari pembenaran ilmiah atas ‘perilaku’ kami ini. (Bukan! Bukan karena kami merasa bersalah atas kenyataan itu!)

  1. Saya kira cara terbaik menyukai buku adalah dengan menganggap pengarangnya sebagai teman. Dan rasanya itulah yang saya lakukan. Dengan demikian membaca menjadi seperti mendengarkan seorang teman bercerita.  Dan itu menyenangkan. Tentu saja kita harus dan boleh memilih siapa orang yang menjadi teman kita.
  2. Berapa orang yang mampu kita kenal? Menurut penelitian yang disiarkan New York Times, kita bisa tahu hingga 600 orang. Tapi sepandai-pandainya kita bergaul, rata-rata kita  hanya menjalin relasi dengan 290 orang. Dan hanya 25 orang teman yang kita percaya. Jadi, buku memungkinkan kita memperluas jaringan “pertemanan” yang kita percaya.
  3. Teman adalah anggota keluarga yang kita pilih. Klise? Mungkin terdengar begitu, tapi sebuah penelitian yang rujuk artikel di Science Focus di lagi-lagi menunjukkan bahwa pernyataan itu ilmiah. Kesamaan genetik kita dengan sepupu empat kali secara kasar tinggal satu persen. Dan ternyata dengan siapapun di dunia ini, kita punya kesamaan genetika satu persen!  Dan kita memilih teman di antara para sepupu jauh itu.
  4. Kawan dekat membuat kita berumur lebih panjang. Ada 1.500 orang diamati di Australia. Parameter pengamatan salah satunya adalah intensitas dan jumlah pertemanan. Setelah sepuluh tahun diperoleh data dan disimpulkan mereka yang punya lebih banyak jaringan kawan dekat berusia lebih panjang.

  5. Membaca buku – seperti menjalin hubungan dengan teman dekat – ternyata juga membuat kita panjang umur. Oke-oke, saya pakai data lagi. Ini hasil penelitian di lembaga Social Sciences & Medicine yang melibatkan 3.635 orang berusia di atas 50. Mereka yang membaca buku rata-rata hidup dua tahun lebih lama daripada mereka yang sama sekali tak membaca. Dua tahun? Yah, lumayan kan?

  6. Tengo, karakter pengarang dan guru matematika dalam novel, ehem, Haruki Murakami 1Q84, hanya membaca novel-novel pengarang yang sudah meninggal. Ini adalah pilihan. Saya menjalin pertemanan yang rasanya tak mungkin terjadi jika saya tidak membaca buku pengarang yang masih hidup. Jadi, selain menjadi teman, buku juga menjadi jalan untuk mendapatkan teman, yaitu pengarang buku tersebut. (Eh, tentu saja saya juga membaca karya pengarang yang sudah meninggal, tanpa pikiran apa-apa, dan sama sekali tak memperhatikan itu sebelum membaca novel Murakami).

Baiklah,  di rumah yang baru kami tempati, rasanya kami akan tetap menambah ‘kawan-kawan’ baru. Akan selalu ada buku baru di rak buku kami. Bahagia juga rasanya menemukan data penelitian yang mendukung kecintaan kami pada buku. Kapan pun nanti ajal menjemput, saya akan menyukurinya dan mengatakan bahwa seharusnya itu datang dua tahun lebih cepat, dan itu karena buku! (Lain kali saya akan coba cari data apakah memelihara kucing juga bisa membuat kita panjang umur…).

 

 

 

 

 

Satu respons untuk “Teman, Buku, dan Bonus Umur

  1. kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
    berikan 4 angka ((( 1853 ))) alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI bagi saudara yang suka main togel
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI SOLEH,,DI NO Cll (((082-313-336-747)))
    insya allah anda bisa seperti Saya menang togel 179
    juta, wassalam.

    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan…sendiri….

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s