“GOEDKOOP is duurkoop,” kata seorang teman, Sabtu siang kemarin ketika kami ngobrol tentang perlu tidaknya menambal celana jeans heij’en’em yang bolong di bagian belakang.
Seperti pepatah bahasa Belanda yang dikutipnya saat itu, celana–yang relatif–murah ya lebih baik dibuang saja kalau sudah rusak. Karena memang menjadi semacam kodratnya, bahwa barang yang murah tidak akan tahan lama. Apakah mereknya heij’en’em, jara, pul’en’ber, topmen, atau sejenisnya, selama masih tergolong barang murah sejuta umat (Jakarta), tidak perlu diperbaiki kalau kenapa-kenapa. Paling banter ya masih bisa dijadikan baju santai di rumah, atau baju tidur, itu pun kalau cukup cheapskate untuk melakukannya.
Kalau dipikir-pikir, padahal aneka merek celana jeans tidak ternama yang banyak dijual di Pasar Tanah Abang, Pasar Pagi, dan semacamnya seringkali bahkan lebih murah ketimbang diskonan di mal-mal. Harganya tetap bisa ditawar, umumnya cukup tahan dari kerusakan dengan pemakaian wajar, sehingga bisa dipakai hingga waktu yang lumayan lama. Secara fungsi dan keekonomian, nilai celana tersebut jauh lebih tinggi ketimbang produk-produk merek populer yang biasanya dianggap cuma bisa dipakai kurang dari dua tahun.
Brand loyalty? Lupakan!

Setiap orang tentu punya pertimbangan yang berbeda saat berbelanja. Mulai dari urgensi, lalu harga, rupa atau desain, keawetan, merek, tempat pembelian, dan alasan-alasan lain. Secara merek dan lokasi, tentu tidak imbang membandingkan antara celana yang dijual di pasar dengan di mal besar. Begitu pula saat melihat potongan dan tampilannya, ada celana yang sekadar cukup untuk aktivitas sehari-hari dan ada yang khusus dikenakan dalam acara-acara tertentu.
Senada dengan komentar sang teman di atas tadi, dalam tulisan beberapa bulan lalu, Mbak Leila mengatakan bahwa fashion and style investment seyogianya adalah hal yang lazim dan wajar. Yakni ketika seseorang dengan sadar membeli beberapa potong jenis pakaian yang sangat berkualitas (dengan konsekuensi logis berupa kisaran harga tertentu) kendati jumlahnya tidak banyak. Pakaian-pakaian tersebut tak lekang waktu dan tren, sekaligus menjadi pilihan aman ketika bingung ingin mengenakan apa.
Peraturan berikutnya yang saya tengarai adalah; busana dengan kualitas baik, tidak perlu kuantitas banyak. Kalau mampu membeli basic pieces dengan harga cukup tinggi lebih baik, dan pastikan mereka dapat dipadupadankan dengan apa saja.
Saran ini juga bisa banget diterapkan pada jeans, yang makin terasa nyaman dan tetap keren berbanding lurus dengan kebelelannya.
Di sisi lain, bagi beberapa orang misalnya, ada yang sangat jago melakukan padu padan. Dengan kreativitas dan keberanian, bisa memberdayakan koleksi pakaiannya semaksimal mungkin. Ia selalu tampil menyegarkan, pas untuk semua suasana. Ada juga beberapa orang yang kebetulan memiliki fisik rupawan, walaupun hanya pakai setelah yang itu-itu saja, tetap nyaman dilihat orang lain dan mendapat semacam pemakluman. Dalam beberapa kasus, bahkan celana murahan yang dibeli di pasar malam saja tetap terlihat bagus dan keren pada orang-orang tersebut. Sayangnya tidak semua orang memiliki anugerah seperti itu, dan mau tak mau harus tetap stick to the trend.

Meskipun demikian, celana tetaplah celana. Dipakai menutupi pinggang ke bawah. Konsep dan pemikiran yang melekat pada pikiran manusialah yang akhirnya memunculkan perbedaan antara satu celana dengan lainnya. Kalau punya uang dan bebas belanja, silakan beli yang diinginkan. Sebaliknya, kalau belum punya uang dan perhitungan, silakan dipertimbangkan matang-matang. Keputusan akhirnya ada di dompet masing-masing.
Udah, gitu aja.
[]
pagi-pagi buka linimasa terus buka tulisan randomnya Dragono soal celana itu sesuatu banget 😀 hehehehe, sharing pengalaman saya…ga semua celana yg berharga mahal itu enak dipake….kadang celana yang dibeli dengan harga murah bisa sangat nyaman dan awet dipake (pengalaman pribadi beli celana jeans murah di kawasan pasar pagi samarinda hampir 4 thn lalu dan masih dipakai sampai sekarang). Cuma memang benar kata orang ada rupa ada harga….minimal punya 1 atau 2 barang dengan kualitas bagus, bukan hanya celana tapi yang lain juga…macam kemeja, sepatu, parfum dll yang dipakai pada waktu2 khusus.
SukaSuka
Godaannya lebih “berat” di sini. 😛
SukaSuka