Band Tidak Harus Bubar Setelah Merilis Empat Album

Setelah seharian ini media sosial dipenuhi oleh Sidang Ahok yang saya tidak mengikuti sebenarnya. Cuma highlight-nya ada di foto Ahok yang terlihat sedang terpukul dan dipeluk dari belakang oleh kakak angkatnya. Fotonya terlihat dramatis. Walaupun saya agak kurang setuju dengan sudut yang diambil oleh sang fotografer. Dilihat dari sudut kiri agak ke bawah sedikit mungkin akan terlihat lebih berbicara–dan juga bisa menghilangkan pistol di atas meja dan juga botol air mineral yang agak mengganggu. Tapi setidaknya air mineral biasa. Bukan Equil.

music-brain-web

Saya tertarik menulis ini setelah ada seorang teman yang membagikan tulisan Adi Renaldi dari Vice Indonesia mengenai Alasan Band Harus Bubar Setelah Merilis Empat Album. Tulisan ini memang opini dan sangat subjektif. Dengan begitu saya akan menyanggahnya dengan opini dan juga subjektif. Tulisan ini sudah rilis dari tiga hari lalu. Tapi baru hari ini saya membacanya. Betulkah band harus bubar setelah merilis empat album?

Penulis bertanya, coba perhatikan band favorit kalian yang masih hebat setelah album ke empat? Oke karena penulis menyebut nama Black Sabbath maka saya harus menyebut The Beatles. Band paling over-rated sejagad raya. But I fucking love The Beatles.  Like millions of others on this planet. Puncak The Beatles menurut banyak kritisi musik ada di album Sgt. Peppers And The Lonely Heart Club’s Band yang merupakan album ke delapan? Teorimu runtuh. Walaupun album favorit saya Rubber Soul. Masuk ke Led Zeppelin. Sembilan album dirilis dalam waktu yang relatif singkat. Apakah ada album yang jelek? Mau lari ke Pink Floyd? Atau Bob Dylan? Tidak usah ya. Kita loncat aja sekarang ke era-80an. Pet Shop Boys. Mereka terus membuat musik yang oke. Sudah dengar tiga album terakhirnya? Mereka tidak mempunyai tanda-tanda untuk berhenti. Bahkan mereka sepertinya berlari terus meninggalkan Depeche Mode, New Order (saya suka album terakhirnya), dan band seangkatannya.

Era 90an ya sekarang? Penulis menyebutkan bahwa album dari Kid A adalah versi kw membosankan dari Kraftwerk. Serius? Kraftwerk justru terdengar repetitif. Radiohead tidak. Entah di sini penulis mau trolling pembacanya atau gimana. Tapi Kid A buat saya adalah loncatan jauh dari tiga album sebelumnya. Radiohead meninggalkan zona nyaman dan penggemarnya yang rindu akan lagu semacam Karma Police atau Creep. Album kelima? Amnesiac adalah album favorit saya, sederajat dengan Hail To The Thief— yang menurut saya adalah album Amnesiac dengan sedikit bau OK Computer. In Rainbows adalah album penting. Radiohead itu band yang melek teknologi. Ini album yang digratiskan melalui situs web-nya dengan sistem pay what you want. Saya pernah bahas di sini. A Moon Shaped Pool? Apakah saya harus memberikan pembelaan untuk album ke sembilan dari Radiohead? Satu kalimat saja. Ini masuk album terbaik di tahun 2016. Setidaknya sepuluh besar. Eh, itu dua kalimat ya.

Masuk abad 21. Di sini sebetulnya banyak teori dari penulis bisa masuk. Walau tidak seluruhnya. Tapi ketika penulis menyatakan dengan tidak peduli dengan masa depan musik yang penuh hipokrit dan banyak yang sibuk mendaur ulang. Bukankah itu sudah terjadi lama? The Strokes melakukannya. The Killers melakukannya. Naif melakukannya. The Sigit melakukannya. HAIM melakukannya. Salah. Tidak. Mendaur ulang, cross-over genre itu hal yang sangat lumrah di dunia musik. Dunia seni itu pun hal yang umum sekali. Saya mungkin bisa setuju dengan Rage Against The Machine atau Coldplay. Tapi Prophets of Rage dihidupkan lagi. Itu pun minus Zack De La Rocha. Mastodon? The Hunter itu album yang bagus. Itu album ke limanya. Green Day? American Idiot itu album ke tujuhnya lho. Album yang sangat terkonsep. Sama dengan album Tommy dari The Who. Tapi saya menolak kalau Green Day adalah punk-rock band. Saya pun suka Kelompok Penerbang Roket. Ya memang terdengar retro. Apa salahnya? They’re pretty cool. 

Kalo saja penulis banyak eksplorasi, sebetulnya masih banyak musik yang bagus. Jujur saya tidak bisa menebak selera musik dari penulis. Sepertinya sekilas saya baca beliau sudah tidak peduli dengan musik. Saya agak khawatir. Apa yang dia dengarkan selama ini? Apapun itu saya bisa mengerti kefrustrasiannya dengan musik masa kini. Tapi dengan minum alkohol di akhir pekan tidak lantas membuat seseorang jadi keren. Mungkin penulis harus mencoba pelarian yang lain. So many drugs of choice out there. Karena kalo hanya alkohol saya bisa membelinya setiap hari di Warung Batak dekat rumah. Harganya memang jadi jauh di atas harga pasaran. Tapi apa mau dikata. Setidaknya saya bisa mengoplosnya dengan Kratingdaeng dan menjadikannya VodBomb di Jumat malam–dan di Sabtu pagi–tanpa muntah–saya masih bisa menikmati The Ramones yang musiknya gitu-gitu aja dari awal berdiri sampe bubar.

 

25 respons untuk ‘Band Tidak Harus Bubar Setelah Merilis Empat Album

  1. Musik rock sudah mati sejak tahun 2000-an awal bung. Semuanya memang repetitif dan tidak ada yg salah dengan itu. Tapi saya rasa musik tetap memerlukan inovasi akan corak baru untuk mendefine suatu dekade.

    Musik rock tak lagi menjadi budaya populer. Masa terakhir musik rock ada di ranah populer yakni pd jamannya nu-metal, lalu perlahan tenggelam. 50an punya rock n roll, 60an punya psikedelik, 70an punya punk dan progresif rock, 80an punya hair bands, 90an punya grunge, 2000an awal punya nu-metal. Sekarang 2010an punya apa? Belum ada subgenre rock yg mendefine dekade ini.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Kurang lebih setuju. Makanya saya bilang teori maksimal 4 album ini bisa masuk di band abad 21. Coba sebut band abad 21 yang tetep keren sampe album ke empat? The Killers? The Strokes? Nu Metal bahkan dari abad 20. Kalo referensinya Korn atau Pantera. Limp Bizkit, Linkin Park bertahan di berapa album? Saya gak tau drone, sludge, atau stoner-rock masuk ke mana. Tapi belum ada yang stand-out. Post-rock pun 90s kan? :”)

      Suka

  2. Bener banget green day album ke-7 american idiot itu yang konsepnya keren bener,, Berbicara album ke-7, jauh jauh banget ke indonesia aja SLANK 7 itu lagi gede gedenya SLANK di formasi terakhir..

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s