Dalam filem “Fantastics Beast and Where to Find Them” tiada pilihan selain “menghapus ingatan” kaum No-Maj atau manusia biasa bagi bangsa Amerika. Warga Inggris menyebutnya Muggle. Menghapus ingatan ini oleh JK Rowling dinamakan Obliviate.
Dunia “warga biasa” belum siap dengan kehadiran aksi menakjubkan kaum penyihir. Mereka akan salah kira dan dapat disalahartikan menjadi sebuah ancaman. Jalan satu-satunya adalah Obliviate. Hapus ingatan para saksi. Hal ini juga ditemui dalam filem “Men in Black”. Bedanya, pria berjas dan berkacamata hitam menembakkan sinar yang “super-terang” seperti lampu kilat dengan tujuan menghapus ingatan jangka pendek.
Dalam filem The Notebook (2004), seorang puan jelita bernama Allie (diperankan oleh Rachel McAdams) hilang ingatan tentang masa lalunya. Suaminya, Noah (diperankan Ryan Gosling) dengan sabar membacakan kisah mereka setiap hari dan berharap Allie dengan lamat-lamat dapat mengingat kisah cinta saat mereka muda dan tahu bahwa pria yang dengan setia membacakan sebuah buku harian itu adalah suaminya.
Karena semua hal memiliki dua sisi. Bermanfaat sekaligus membahayakan. Seperti racikan obat, racun yang mengobati. Seperti karbohidrat, sumber tenaga yang bikin candu. Seperti oksigen, sumber kehidupan sekaligus yang menjadikan sel-sel lekas menua dan berkarat. Begitu juga dengan INGATAN.
Bikin senang. Juga bikin sedih. Nostalgia sekaligus trauma.
Ingatan mulai setia merekam momen hidup kita secara baik sejak usia dini. Untuk kejadian yang menyayat hati atau begitu menyenangkan akan sulit dilupakan. Begitu juga kejadian yang memalukan. Malah terkadang terbayang-bayang dan “kepikiran”.
Ingatan senantiasa identik dengan masa lalu. Justru yang tadinya mau ingat masa lalu bagian yang enak-enaknya saja, eh malah wajah si dia yang bikin mau mewek lagi.
Orang Hawaii memiliki tradisi unik untuk menaklukan ingatan dan sejarah masa lalu. Ho’oponopono. Mereka senantiasa bilang pada diri sendiri I’m Sorry. Please Forgive Me. Thank You dan I Love You. Bahkan para narapidana pun diminta mengucapkan kalimat ini untuk memaafkan diri mereka di masa lalu, mulai mencintai dan pada akhirnya berbuat yang terbaik untuk hidupnya.
Bagaimana dengan kita?
Banyak orang yang pandai hilangkan ingatan. Coba saja tanya koruptor saat di sidang pengadilan. Atau murid yang tak mengerjakan PR, bawahan yang belum siapkan bahan presentasi, atasan yang tak pernah beri apresiasi, sahabat yang selingkuh dengan pacar, atau bahkan pacar yang harusnya sudah ngajak kita seperti sabtu sore gini. Jawaban mereka akan sama sejalan beriringan:
L u p a ..
Salam anget,
Roy GingkoBiloba
Satu respons untuk “Obliviate”