Karut-Marut Media Sosial

Beberapa minggu ke belakang isu Ahok menistakan agama ini sudah santer. Hingga puncaknya adalah pada hari Jum’at tanggal 4 November ketika ratusan ribu orang “umat islam yang sakit hati” berkumpul di Jakarta dengan agenda utama meminta Jokowi untuk memerintahkan polisi untuk menangkap dan memenjarakan Ahok. Suasana mulai memanas ketika Jokowi ternyata tidak ada di Istana Kepresidenan. Walau perwakilan sudah diterima dengan baik oleh Wakil Presiden dan para pembantunya. Merasa tidak puas, akhirnya mereka rusuh. Walau katanya ada yang menunggangi. Saya tidak tahu. Mungkin. Saya tidak ada di sana. Saya juga tidak begitu saja percaya berita. Baik resmi atau pun abal-abal. Apalagi kalo sekedar foto, video, postingan seseorang yang tidak menjelaskan apa-apa. Malah memperkisruh suasana.

socialmedia2

Tadinya saya memilih untuk tidak peduli dengan hal ini. Tetapi kekesalan ini ternyata berlanjut ke platform lainnya: media sosial. Facebook dan Twitter adalah sasaran utama. Atau grup Whatsapp. Ada efek samping yang muncul dari hal tersebut. Apa itu? Kami, kalau boleh saya mewakili, merasa bosan dengan berita yang itu-itu aja. Semoga saya tidak sendiri. Kadar menyebalkannya sama kayak pilpres dua tahun lalu. Sama dengan rakyat Amerika yang bosan dengan kelakuan Trump dan Hillary. Dua-duanya merasa paling benar. Padahal dua-duanya busuk. Oya rakyat Amerika nyoblos hari ini. Congrats, ‘murica! You’re fucked!

Pilkada Jakarta ini masih lama. Bulan Februari tahun depan. Gak tau tanggalnya. Saya lebih tahu tanggal NBA All-Stars, Oscar, atau Grammy Awards. Tentunya banyak sekali kan yang merasa kesal dengan berita mengenai ini tak ada hentinya. Hanya tidur yang bisa membuat mereka berhenti. Ada yang bayaran ada yang gretongan. Apalagi demo kemarin tidak mencapai tujuannya. Dan Ahok juga sepertinya akan bebas. Antasari Azhar juga bebas. Ada yang kebakaran jenggot. Apinya belum padam. Pro dan kontra akan terus bermunculan menghiasi linimasa anda. Ada yang menikmati. Tapi saya tidak. Sudah tidak sehat. Gak asik. Energinya negatif. Banyak penunggang. Baik kuda, odong-odong, ataupun onta. Yang malesin penunggang onta. Miring ke kanan. Pake sorban.

Untuk itu berikut ini saya sisipkan tatacara menyikapi media sosial anda agar linimasa anda tentram dan bersih dari makian dan sumpah serapah baik mereka yang pro maupun kontra.

Twitter

  • Klik tombol unfollow. Sesederhana itu. “Tapi gak enak. Abis temen. Dia juga follow gue!” Ada tombol mute. Setting sampai bulan Februari 2020.  Mau bilang dulu ke orangnya boleh. Gak juga gapapa. Twitter aing kumaha aing.

Facebook

  • Facebook sekarang ada dua tombol. Mark Zuckerberg rupanya sudah mengantisipasi hal ini. Kamu bisa klik unfollow tapi masih berteman. Atau kalau memang sudah sangat terganggu bisa klik unfriend. Bilang dulu juga gapapa. True friends stab in the front.

Path

  • Ini masih sedikit disusupi tema politik. Masih didominasi check in, tidur, bangun, foto bayi, anak kecil, foto makanan, selfie. Send more sheeps. 

Instagram

  • Ini media sosial yang relatif aman dari zona politik. Coba follow siapa saja yang sesuai dengan minat dan kepentinganmu. Menyenangkan sebetulnya. Walaupun agak berat sekarang semenjak ada Instagram Stories.

Whatsapp Group.

  • Left. Atau pura-pura kepencet left. Atau diam. Atau nimbrung. Jangan lupa siapin bahan dulu kalo mau nyemplung. Biar agak berbobot bahasannya. Kalo perlu apalin dulu juz’amma. Atau asma’ul khusna. Biar dikira muslim yang baik. Kalo mereka bela FPI. Yagimanaya. Maklumin aja. Sementara mereka yang kurang beruntung tapi ikut demo malah dipulangin pake bus Transjakarta ke tujuan masing-masing.  Bisa pergi gak bisa pulang. Tapi sebaliknya Bebeb Riziq pulang pergi pake Pajero. Caiirrr.. Booosss.

7 tanggapan untuk “Karut-Marut Media Sosial”

  1. Hidup instagram… hanya punya instagram… dan bisa see fewer post like this…

    Suka

    1. Iya. Banyak yg cantik & ganteng. :))

      Disukai oleh 1 orang

  2. Setujuuu.. fb sudah kunonaktifkan notifnya, soalnya ortu yang suka ngeshare postingan ini itu wkwk

    Suka

  3. Aku paling ngerih bc FB, untung cuman sesekali buka FB utk cek messege karena gak donlot appnya

    Suka

    1. Ehehe.. Udah beberapa di-unfollow sih yang hardcore. Tapi masih temenan. 🙂

      Suka

      1. Aku punya satu temen baik dulu, dia sih semua socmed nya ribut bgt tp paling ngeri di FB. Ini nih yg paling2 ganggu (kalau pas baca haha)

        Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan ke firafirdaus Batalkan balasan

About Me

I’m Jane, the creator and author behind this blog. I’m a minimalist and simple living enthusiast who has dedicated her life to living with less and finding joy in the simple things.