Sejak dulu memang suka sekali dengan segala macam tes kepribadian, entah kenapa. Dan sepertinya saya tidak unik. Mungkin karena kita paling bisa kalau diminta (maupun tidak diminta) membaca orang lain, tetapi seolah buta jika membaca diri sendiri. So any insights are welcomed.
Dari mulai membaca karakter berdasarkan horoskop, lalu karakter berdasarkan shio, karakter berdasarkan horoskop digabungkan dengan shio, numerologi, dan kombinasi lainnya. Sempat membaca sampai selesai Personality Plus, lalu setelah mengikuti tesnya, kok saya termasuk ke dua tipe yang berseberangan, hampir sama persentasenya; choleric dan phlegmatic. Teorinya adalah jika ini terjadi, terjadi represi di masa kecil sehingga salah satu temperamen yang tadinya dominan kemudian teredam. Kok saya agak kurang terima.
Lalu secara tidak sengaja menemukan Meyers-Briggs type indicator yang berdasarkan teori Jung, menghasilkan 16 kepribadian yang sangat spesifik tergantung dari apakah kita ekstrover/ introver, merasa/ menggunakan intuisi, pemikir/ perasa, dan menghakimi/ mengamati. Mungkin terjemahan saya kurang tepat, tapi kurang lebih seperti itu. Dari semua kombinasi tipe itu, beberapa tes pertama saya mendapatkan hasil INTP.
Kemudian masukan dari teman saya yang lulusan psikologi mengatakan kalau Meyers-Briggs itu kurang tepat, dan sekarang lebih sering digunakan adalah The Big Five Personality yang menentukan karakter kita dari lima poin: openness, conscientiousness, agreeableness, extraversion, and neuroticism. Ternyata saya lumayan terbuka akan ide baru dan abstrak, tinggi dalam conscientiousness yang berarti saya bertanggung jawab dan bisa diandalkan (kecuali dalam hal post linimasa tepat waktu, sepertinya hahaha), lumayan agreeable; yang berarti saya cukup bisa berempati dengan orang lain, tetapi tidak terlalu, rendah dalam extraversion, tentu saya memang introver dan rendah dalam neuroticism, yang berarti saya santai, optimis dan tidak kaku (sepertinya akan ada yang protes sedikit akan hasil yang satu ini).
Tetapi kok rasanya The Big Five itu kurang fun ya, ketika menerjemahkan dalam ke kehidupan, ya begitu saja. Sementara Meyers-Briggs yang kini tesnya lebih populer dilakukan melalui situs 16 Personalities tampak lebih menyenangkan. Dari hasil tes bisa dijabarkan panjang, bagaimana implikasi ke karier, kehidupan bercinta, keluarga, sebagai orang tua, teman maupun suami atau istri. Bahkan kita juga bisa melihat siapa saja tokoh terkenal yang memiliki kepribadian tipe sama dengan kita; yang hidup maupun karakter fiksi. Ketika saya mencoba tes ini lagi ternyata hasilnya berkali-kali INTJ, berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. The Architect judulnya. Keren ya. Lalu melihat tokoh fiksi yang sama INTJ; Tywin Lannister, Walter White, Petyr Baelish, Gandalf the Grey (tambah girang dong).
Kok bisa kepribadian berubah? Ternyata bisa. Sejalan dengan usia dan pengalaman yang membentuk, tentu seperti laiknya play-doh yang ditetesi air kecil dalam waktu lama, kita berubah sedikit. Dalam kasus saya, dari pengamat, saya jadi lebih menghakimi. Tetapi saya menghibur diri dengan; paling tidak karena saya introver, pikiran menghakimi saya itu tidak saya umbar ke mana-mana. Mungkin saya bagi ke satu atau sedikit teman dekat yang saya percaya saja. Tidak saya gunakan untuk menciptakan kontroversi di linimasa medsos, menggalang pendukung, membuat pro-kontra atau menyerang orang baramai-ramai. Terkadang akhirnya yang penting hanya itu; berapa kali dalam seumur hidup kita, orang lain mendengar kata-kata kita, atau membaca tulisan kita dan berkomentar ke angin (keras atau dalam hati), “Berisik lu.”
Hi, Lei. Kebetulan sy licensed utk MBTI. Ada prosedur yang sebaiknya dijalani untuk membantu kita membangun Self Awareness menggunakan inventory tsb. Semoga ini menjadi langkah awal untuk lebih memahami diri sendiri, as the real journey is the journey within…
SukaDisukai oleh 1 orang
Wow, seriously Ita? Apakah ada referensi yang bisa saya baca mengenai hal ini? MBTI memang paling seru untuk diulik ya 🙂
SukaSuka
ENFP yang Sanguinis Melankolis!
SukaDisukai oleh 1 orang
kita nyaris berseberangan ya Mas hahaha
SukaSuka
INFP lapor diri. 🙂
Dari dulu sebenernya pengen nulis juga tentang hal ini.
Di balik kekurangannya, MBTI ini menjadi semacam tali penolong saya pas kepeleset dalam lubang fase depresi (selain meds, konsel, etc). Siapa saya, apa yang mendorong dan menahan saya, kenapa saya begini sedangkan yang lain tidak, dan pertanyaan-pertanyaan semacamnya. Meski kepribadian nggak mungkin bisa dikotak-kotakkan secara sempurna, seenggaknya MBTI bisa klik menjelaskan sekaligus menyamankan saya untuk bisa bertahap kembali berfungsi sehari-hari.
Thanks Lei sudah menulis ini.
SukaDisukai oleh 1 orang
A mediator, cool! Senang mendengar bisa sedikit banyak membantu dirimu juga ya. In my case, it explains a lot dalam hal hubungan (cinta) dengan orang lain huhu. I used to think I was a big big weirdo. Well, I still think that, but at least now I can anticipate myself being a weirdo.
Terimakasih sudah membaca dan komentar 🙂
SukaSuka