Membaca status sebuah teman di media sosial sempat membuat saya tercenung. Awalnya tidak habis pikir, kenapa sebuah teori yang sudah jelas benar, bisa menjadi kontroversi. Kemudian saya menjadi agak marah, karena merasa, kok rasanya kita kembali ke dark ages. Tetapi kemudian jadi penasaran.
Setelah membahas dengan beberapa teman, kemudian saya melakukan riset kecil-kecilan dengan menonton video yang menjelaskan mengenai kepercayaan ini. Atas dasar memenuhi rasa penasaran dan hiburan, saya turut bergabung dengan grup Facebook Indonesia Flat Earth Society. Menonton videonya saja saya cukup tercengang. Bagaimana mereka memiliki bantahan atas semua bantahan yang terpikirkan oleh kita. Beberapa membuat berpikir agak panjang, beberapa juga membuat cekikikan.
Tetapi melihat begitu yakinnya orang-orang ini terhadap kepercayaan mereka membuat saya merenung. Bahwa begitu banyak truth atau kebenaran di dunia ini. Sampai kata truth seolah tak ada artinya lagi. Tetapi tidak semua juga sadar itu. Buat para believer, their version of truth is absolute. And other “truth” is just plain wrong. Dan tidak jarang juga, bagi yang percaya, kebenaran yang berbeda dengan dengan punya mereka harus dibasmi.
Kembali lagi teringat sebuah kutipan yang jadi salah satu favorit saya; “I disapprove of what you say, but I will defend to the death your right to say it”. Banyak yang mengatakan kalau kutipan itu dari Voltaire, tetapi yang menulis ternyata adalah Evelyn Beatrice Hall, yang menulis biografi Voltaire; The Life of Voltaire.
Terserah apa yang dipercayai saja, deh.