Combo adalah kependekan dari combination. Semacam Jokowi untuk Joko Widodo. Jika tahu asal katanya maka kita pun akan paham artinya.
Combo awalnya diciptakan oleh Nuritaka Funamizu, saat tanpa sengaja mendesain permainan video game arcade (dingdong) Street Fighter II tahun 1989. Padahal tahun 1986, Renegade juga menggunakan fitur kemampuan pukulan dan tendangan beruntun. Juga di tahun 1987 kemampuan ini muncul dalam permainan Double Dragon. Hanya saja belum secara khusus oleh pembuat permainan disebut sebagai combo. Nuritaka-lah yang menyebut fitur combo bagi jagoan yang dapat melakukan pukulan dan tendangan beruntun saat pemain memasuki babak bonus menghancurkan mobil.
Combo juga kita kenal pada saat akan memesan menu makanan cepat saji. Pada papan besar yang menawarkan menu sajian terdapat paket kombo. Tentu saja artinya sama. Kata yang berasal dari Combination. Dengan adanya paket kombinasi ini diharapkan para pembeli akan tertarik membeli lebih banyak variasi menu dengan imbalan potongan harga. Strategi pemasaran ini sekarang sudah menjadi sesuatu yang lazim dan dilakukan oleh semua penjual makanan. Harga makanan borongan yang lebih murah jika dibandingkan dibeli secara terpisah adalah strategi jitu bagi konsumen untuk membeli lebih banyak.
Lantas apa makna combo bagi kehidupan sehari-hari?
Combo juga muncul dalam ibadah. Ketika sholat dilakukan sendirian nilai ibadahnya jauh lebih kecil dibandingkan jika dilakukan bersama-sama. Combo juga muncul saat mendaftarkan anak les musik. Dengan mendaftarkan les piano, bernyanyi, dan biola sekaligus ternyata harganya jauh lebih murah dibandingkan ambil kursus salah satu saja.
Demikian dengan combo sosial saat kita mendekati calon pasangan. Ada baiknya juga mengambil hati bukan saja si dia, melainkan juga adeknya, kakaknya, ibunya, bapaknya dan keluarga besarnya. Ongkosnya memang besar dan melelahkan. Tapi lakukanlah di saat mereka kumpul semua. Semacam pertemuan keluarga. Dengan bersikap santun dan apa adanya, bukan saja seluruh anggota keluarga menyukai kita, tapi juga si dia makin kepincut dengan pribadi kita.
Combo beruntun dalam versi video game pun bisa dilakukan untuk kepentingan lain. Datang ke kantor paling pagi. Melakukan tugas paling cepat. Senyum paling menawan. Kembali dari makan siang paling awal. Mentraktir rekan kerja. Saat akan pulang tidak lupa pamit pada atasan dan rekan. Hasilnya?
Tapi ternyata ndak selamanya paket combo ini manjur menjaring kebaikan dan manfaat lebih. Sistem bundling ini diduga juga salah satu cara dalam menjual suatu keburukan yang diselipkan dalam beberapa kemasan kebaikan. Barang kualitas rendah dan hampir kadaluwarsa, bahkan sudah, yang seharusnya dibuang ke tong sampah, justru dikemas kembali dalam satu paket parsel.
Maka, perlu kiranya kita ndak perlu tergumun-gumun pada suatu tawaran menarik yang murah, menggemaskan dan menawarkan nilai manfaat.
Bisa jadi membeli sesuatu cukup satu malah adalah sebuah tindakan yang lebih dari cukup. Terkadang melakukan sesuatu sendirian adalah sesuatu yang jauh lebih intim dan membekas. Bahkan jika perlu jangan pernah berpikir untung rugi dalam membeli sesuatu. Atau asal diskon. Juga berlaku dalam hal berbuat sesuatu.
Hanya pilih salah satu, jika memang perlu, bahkan harus, ya lakukan saja. Tak perlu menunggu dan ragu. Banyak atau sedikit, untung atau rugi, adalah persoalan yang manusiawi. Makhluk ekonomi akan selalu berpikiran soal itu semua.
“Jika boleh lebih, mengapa tidak?”
“Jika boleh empat, mengapa hanya satu?”
Tapi percaya sajalah. Hidup ternyata bukan melulu sekumpulan problematika matematis yang perlu dipertimbangkan soal angka dan jumlah. Hidup bukan melulu soal beruntun dan kombinasi. Hidup juga ternyata tidak harus bahagia. Apalagi menderita.
Jangan-jangan hidup adalah soal karena masih punya nyawa saja. Dan kita wajib untuk mempertahankannya. 😀
–
Selamat bermalam minggu.
Salam anget,
Roy