Dua Sisi setiap Cerita

Beberapa hari belakangan ini saya baru mulai menonton serial TV The Affair musim kedua. Setelah sekian lama terputus dari season pertamanya, saya sempat lupa alasan saya menyukai show ini. Buat yang belum pernah mencoba menonton, The Affair menceritakan tentang dua pasangan suami istri. Ada cerita pertemuan, maupun perpisahan. Entah mengapa buat saya banyak bagian dari serial ini yang sangat membuat hati saya terasa ditarik-tarik. Mungkin juga karena aktor yang terlibat begitu piawai mempermainkan perasaan kita hanya dengan tatapan, gerakan dan air mata yang terkumpul di ujung mata walau berusahan disembunyikan. Mungkin juga karena apa yang dikisahkan di sini lebih kurang sudah pernah saya alami dalam perjalanan hidup (stop smirking).

SHOW_42_34_35_1.eps

Yang paling menarik dari serial ini menurut saya adalah cara berceritanya. Setiap scene yang melibatkan sepasang pria dan perempuan karakter utamanya, selalu diceritakan dua kali, dari masing-masing sepasang mata yang mengalaminya. Some people may find this annoying, but for me it’s very interesting. Karena tidak hanya apa yang terjadi terkadang berbeda, secara visual pun diceritakan berbeda. Bahkan, dilihat dari sisi sang pria, sangat “big picture” oriented, sementara detail detail yang tadinya tak disebutkan akan terlihat ketika kita melihat cerita dari sisi perempuan.

Kecantikan karakter perempuan, ketika diceritakan dari sisi pria begitu memesona. Kulit mereka bersinar dan cara berdandan dan berpakaian mereka pun lebih dipikirkan, terkadang terlihat menggoda dengan sengaja. Begitu juga sikap para perempuan ini di mata pria. Sangat akomodatif, kecuali yang jelas-jelas mereka katakan kalau mereka keberatan. Pria juga melihat mereka sendiri lebih agreeable, lebih romantis dan lembut terhadap perempuan.

23AFFAIR-tmagArticle

Ketika kita diceritakan dari sisi perempuan, mereka sendiri terlihat biasa saja, baik dandanan maupun cara berpakaiannya. Kulit dan rambut pun ditata seadanya. Hal umum yang ketika pria menceritakan terlihat biasa-biasa saja, akan terlihat detail yang tidak jarang membuat kita tercetus, “ooo, maka dari itu…” Mimik dan sikap sang perempuan juga lebih bernuansa, dan menggambarkan suasana hatinya cukup jelas, walaupun karakter pria terlihat tidak ngeh akan hal ini. Memang demikian, karakter pria dinggambarkan lebih tertutup, lebih cuek dan lebih dingin ketika diceritakan dari sisi karakter perempuan. Versi mana yang paling mendekati kenyataan? Kita tidak pernah tahu, ini yang membuat penasaran. Karena biasanya tidak ada saksi ketiga dari kejadian ini. Terkadang kita diberikan cerita selewat mengenai kejadian ketika digambarkan oleh orang lain di luar yang terlibat, tetapi ini pun hanya secara verbal saja, nyaris tidak pernah secara visual.

Menonton The Affair, membuat saya berpikir, kalau selama ini kita sering mendengar, selalu ada dua sisi dari satu cerita. Tetapi apakah benar, begitu berbeda kelihatannya? Tentunya kita juga tahu bahwa persepsi kita dibentuk dari pola pikir yang dibentuk dari masa lalu; baik itu pengalaman, pendidikan, ajaran, prinsip hidup, dan apa yang kita percayai. Nyaris tidak mungkin rasanya kita ‘memaksa’ orang lain untuk melihat hal-hal dengan cara yang persis sama dengan cara kita sendiri. Mereka mungkin tidak mengalami apa yang sudah kita alami. Mereka memiliki orang tua yang berbeda. Mereka mungkin tidak punya belief system yang tepat sama dengan kita. So why bother imposing our point of view to others in the first place?

Selamat berhari Natal untuk pembaca linimasa yang merayakannya! Buat yang tidak merayakan, selamat hari ketika jalur matahari dalam rotasi bumi mencapai titik terjauh ke arah selatan dari khatulistiwa! Mungkin ini juga tidak terlalu akurat karena saya percaya kalau perhitungan tahun Masehi perlu lebih banyak kalibrasi, tidak cukup hanya tahun kabisat saja. Tetapi Anda boleh memercayai yang lain, karena saya tidak akan memaksa!

By:


7 tanggapan untuk “Dua Sisi setiap Cerita”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: