10+ Film Paling Berkesan Ditonton di Bioskop Tahun 2015

Film tidak harus ditonton di bioskop. Saya setuju. Apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang ini. Banyak film dengan kualitas baik hadir lewat media streaming video service. Bisa lewat Amazon, Netflix, dan beberapa situs lainnya. Dari dalam negeri pun sudah mulai muncul beberapa situs serupa.

Namun tidak ada, atau belum ada, yang bisa mengalahkan sensasi bioskop. Sebuah ruang besar yang gelap, dengan layar lebar yang membuat kita terpaku akan kedigdayaannya. Selama 2-3 jam pandangan kita terkonsentrasi apa yang kita lihat dan dengar di layar sebesar puluhan meter di depan. Ini belum termasuk proses keluar rumah, mengantri tiket dan makanan kecil, mengajak teman atau pacar, serta semua hal yang menjadi cinemagoing experience lengkap.

Setiap menjelang akhir tahun, saya selalu membuat daftar film-film yang saya tonton di bioskop dengan sensasi menonton yang mengesankan. Bukan, ini bukan daftar film “terbaik”. Ini daftar film-film yang saya tonton tahun ini dengan pengalaman menonton yang masih saya ingat sampai sekarang. Filmnya sendiri mungkin belum tentu dianggap banyak orang sebagai yang “terbaik”. Toh pengalaman menonton film itu pasti personal. Pengalaman satu orang dengan orang lain pasti berbeda. Ada beberapa film di bawah ini yang saya tonton berdua, bertiga, atau beramai-ramai, lalu di akhir film ada yang menyeletuk “Filmnya nggak bagus menurutku, ah!” Sementara saya cukup tersenyum karena mengambil kesimpulan sebaliknya. You may watch a film together, but how the film speaks to you, that’s always personal.

Biasanya saya menulis daftar ini di blog pribadi saya dalam bahasa Inggris. Untuk pertama kalinya, saya menuliskannya di Linimasa, karena saya cinta kalian semua. Aaawww.

Dan dalam urutan abjad, maka 10+ film yang paling berkesan waktu saya menontonnya di bioskop tahun ini adalah:

a. 99 HOMES
Tanggal menonton: 22 Oktober

99 Homes
99 Homes

Dari menit-menit pertama, saya sudah tercekat. Sutradara film ini, Ramin Bahrani, banyak menggunakan extreme close up untuk memperlihatkan ekspresi muka Andrew Garfield dan Michael Shannon dengan dentuman musik perkusi dari komposer Antony Partos dan Matteo Zingales yang tak kunjung berhenti. Ini film drama, tentang seorang pria yang berjuang mati-matian agar tidak kehilangan rumah tempat tinggalnya. Alhasil, menonton ini di malam hari, di layar lebar membuat saya ikut merasa tegang. Ikut merasakan penderitaan karakter fiktif yang terkesan nyata. Diam-diam saya bertepuk tangan seusai pemutaran fllm ini.

b. BAJRANGI BHAIJAAN / THE GOOD DINOSAUR
Tanggal menonton: 28 Juli / 12 Desember

Satu film drama Bollywood, satu film animasi dari Pixar. Keduanya terpaut beberapa bulan tanggal penayangannya. Namun keduanya memiliki kesamaan: menguras air mata.
Saya jarang menangis saat menonton di bioskop. Tetapi untuk kedua film ini, saya bisa mendengar isak tangis sendiri. Ya, saya sadar sekali ketika menonton keduanya, saya sedang dimanipulasi. Yang memanipulasi saya adalah cerita, musik, akting, dan semua yang membuat make-belief experience ini sangat berhasil. Resepnya sama, yaitu put an ordinary character in an extraordinary situation, especially journey, to unravel his or her true self. Di Bajrangi, karakter utama melibas nilai agama untuk menyelamatkan anak kecil. Di Good Dinosaur, karakter utama melibas ketakutan sendiri untuk menjadi dewasa. Jadilah the tearjerking moments of the year.

c. INSIDE OUT
Tanggal menonton: 22 Agustus

Banyak orang menangis nonton Inside Out ini. Tetapi saya tidak. Justru saya tercengang. Bagaimana mungkin menggambarkan perasaan dan emosi manusia dengan jelas? Sepanjang film saya bengong melongo. Film ini membuktikan sebuah pendapat yang sulit, yaitu suatu teori rumit akan berhasil apabila bisa diterangkan dengan bahasa mudah ke anak umur 6 tahun. Dan film ini sukses melakukannya, in an almost effortless manner.

d. LELAKI HARAPAN DUNIA
Tanggal menonton: 28 November

Lelaki Harapan Dunia
Lelaki Harapan Dunia

Tidak banyak film Malaysia yang saya tonton. Kalaupun sempat, biasanya film arthouse atau independen. Ketika tahu bahwa film ini diputar secara terbatas bulan lalu, saya bergegas menyempatkan. Dan sepanjang film saya tergelak terus. Cerita film mungkin akan sedikit mengingatkan kita pada bands of merry men with weird personalities seperti di film-film Wes Anderson atau Coen Brothers, namun dengan setting di sebuah desa terpencil di Malaysia, malah mengingatkan kita akan film-film Indonesia tahun 1970-an. Isu yang ditawarkan, seperti takhayul, konflik agama, dan lain-lain, terasa sangat dekat dengan kita. Salah satu film yang menyenangkan untuk ditonton ulang.

e. MAD MAX FURY ROAD
Tanggal menonton: 14 Mei

Tanggal di atas adalah tanggal pertama kali saya menonton film ini di bioskop. Setelah itu saya menyempatkan menonton lagi, dan lagi. Sensasi setiap menonton film ini setelah beberapa kali masih sama, “Whoa! What was that I just saw?” Tak cukup kata sifat yang bisa dengan pas menggambarkan keindahan film ini. It is the most exhilarating sensory visual experience in cinema this year.

f. PIKU
Tanggal menonton: 12 Mei

Piku
Piku

Tidak banyak film yang akan bertahan dalam ingatan kita. Dari yang sedikit itu, film Piku masih membekas di ingatan saya sampai sekarang. Saya masih tersenyum saat mengingat film ini. Cerita seorang anak perempuan yang sendirian merawat ayahnya yang unik, sementara sang anak juga pekerja kantoran, terasa nyata. Bahkan sampai ketika cerita harus bergulir menjadi cerita perjalanan dari Delhi ke Calcutta, drama yang tersaji masih terasa grounded on earth. Tidak dibuat-buat. Hampir setengah jam pertama film hanya memperlihatkan rumah dua karakter utama ini. Namun mata kita tidak dibuat bosan melihatnya. Saat saya menceritakan ini kepada seorang produser film, dia berkata, “Berarti sutradara film ini hebat. Dia tahu bagaimana menempatkan kamera dengan baik. Dia tidak sibuk dengan tata kamera yang berlebihan. Dia tahu kekuatan cerita ada di mana, dan bisa melihat tanpa harus mengintrusi.”
Banyak cerita yang bisa diambil dari film ini. Momen-momen kecil yang tersebar dari ujung sampai akhir film akan membuat kita tersenyum. Kalau boleh saya memilih satu saja film favorit sepanjang tahun 2015, mungkin film inilah yang menjadi pilihan saya.

g. SPY
Tanggal menonton: 16 Mei

Film tentang mata-mata yang paling menyenangkan untuk ditonton tahun ini justru film parodi dari genre tersebut. Melissa McCarthy is all game di film yang mengeksploitasi tidak hanya fisik, namun comic timing yang sempurna. Meskipun begitu, kejutan justru datang dari Jason Statham. Siapa sangka action star ini bisa melucu dengan tanpa beban? Saya tertawa terbahak-bahak menonton film ini, sampai harus meluangkan waktu untuk nonton lagi. The funniest film of the year by far.

h. STAR WARS: THE FORCE AWAKENS
Tanggal menonton: 19 Desember

Tentu saja tidak lengkap daftar ini tanpa mengikutsertakan film yang paling ditunggu-tunggu di paruh kedua dekade ini. Saya tidak perlu menerangkan lebih lanjut lagi. The hype is justified. The wait is over. The film is worth all praises. Mata saya terbelalak dan bibir langsung tersenyum begitu mendengar alunan musik John Williams menggelegar saat tulisan khas Star Wars terlihat naik dari bawah ke atas di layar lebar. Momen-momen seperti kembalinya Han Solo dan Chewbacca, helm yang dikenakan Rey pertama kali di padang pasir, sampai munculnya R2D2 kembali, membangkitkan sensasi nostalgia buat para penonton film-film Star Wars. Maybe the nostalgic feeling clouded our perception towards the film, but then, that’s part of the experience.

i. THE WALK
Tanggal menonton: 8 Oktober

The Walk
The Walk

Saya takut ketinggian. Saat menonton trailer film ini, langsung terbayang rasa mual. Waktu itu sempat berjanji, “Nggak akan nonton film ini di IMAX. Pasti muntah!” Tentu saja saya melanggar janji sendiri. Menyaksikan film ini di IMAX, tepat di tengah-tengah, membuat lutut saya bergetar keras selama 40 menit terakhir. Saat Joseph Gordon-Levitt mulai meniti tali yang menghubungkan kedua menara World Trade Centre, jantung ini terasa lemas sekali. Saya cuma bisa menghempaskan badan ke kursi. Kepala menunduk, sambil mata masih pelan-pelan mencuri pandang apa yang ada di layar. Bukan film horror, tapi ini film yang membuat seluruh badan lemah tak berdaya. Ditambah dengan ending film yang mengharukan, saat kita menyadari makna kata “forever”, lengkaplah The Walk menjadi salah satu film yang paling mendebarkan sepanjang tahun 2015.

j. WHIPLASH
Tanggal menonton: 14 Februari

Beruntunglah mereka yang menunggu film ini sampai hadir di bioskop. Dentuman drum dan band ensemble yang mengusung musik jazz sayang kalau hanya didengar di laptop atau layar televisi. Tentu saja akting JK Simmons juga terlihat lebih menacing di layar lebar, tetapi tata suara, editing dan musik film inilah yang membuat Whiplash menjadi the most musical experience in film of the year.

Inilah 10+ film dengan pengalaman yang berkesan waktu ditonton di bioskop sepanjang tahun 2015. Daftar ini, tentu saja, tidak mewakili daftar serupa yang mungkin saja dibuat oleh teman-teman penulis Linimasa lain. Jadi, kalau mau tahu apa film-film pilihan dari teman-teman penulis Linimasa lainnya, silakan tanya sendiri ya.

😉

16 respons untuk ‘10+ Film Paling Berkesan Ditonton di Bioskop Tahun 2015

  1. Uniknya, saya nonton Whiplash malah di laptop dengan headset, saat ga bisa tidur di malam hari. Tanpa ekspektasi apa2, hasilnya? Malah tambah terjaga sepanjang malam. Haha. Most musical experience in a film i agree. 🙂

    Disukai oleh 1 orang

        1. Not every meaningful activity has to involve any social interaction (IMHO). How about book reading? You don’t believe in that either?

          Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s