Istri

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Belanja akhir pekan yang kadang terlewat tidak terjadi, sering harus menunggu akhir pekan berikutnya lagi. Coba kalau aku punya istri yang waktunya lebih fleksibel, pasti dia akan membantu berbelanja tanpa harus menunggu.

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Apalagi untuk mengakarkan hubungan erat dengan ibu-ibunya teman sekelas anakku. Karena aku sadar, aku tak pandai berbasa-basi, dan aku sering merasa kikuk di grup itu, tidak jarang bingung harus bicara apa dan menanggapi dengan bagaimana.

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Tidak keberatan beres-beres, tapi aku paling tidak suka pulang ke rumah yang berantakan. Apalagi kerusakan-kerusakan yang baru ketahuan jika ditanya. Terkadang adikku yang tinggal serumah sering mengidentifikasi masalah (seperti baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran kalau di atas pondok cuci ada tikus, dan dia sangat khawatir kalau ketika para asisten pulang kampung dan kami sedang mencuci lalu bertatap muka dengan salah satu atau salah dua binatang pengerat tersebut), kemudian kami berdiskusi mengenai jalan keluarnya, dia melakukan riset dan menghubungi pihak yang bisa membantu, aku dengan senang hati membantu membayar. Terkadang begitu terharu kalau dalam kasus ini, adikku adalah istri yang aku sering butuhkan.

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Tidak jarang iri dengan orang yang sering terlihat disambut di garis finish oleh keluarganya ketika ikut race. Aku sering ingin mengajak anakku untuk ikut, tetapi tidak tahu harus menitipkan ke mana ketika aku lari. Akhirnya kemarin ketika aku ikut race di malam hari, terjadi juga. Anakku ingin ikut, dan aku bolehkan. Walau akhirnya terpaksa dititipkan di tenda sponsor yang aku cukup kenal baik dan merasa aman.

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Ketika aku harus mengambil laporan perkembangan anakku di sekolah sendiri. Aku biasanya bertanya ke gurunya, bagaimana tingkah anakku kalau di sekolah, di luar pengawasanku. Bagaimana dia memperlakukan guru-guru dan teman-temannya. Apakah dia sering membantu atau malah justru mengganggu. Ketika guru-guru bertanya, “ada lagi yang ditanyakan, Ibu?” aku menggeleng tetapi merasa harusnya masih ada yang dibicarakan, yang mana kalau saja ada seorang istri di sebelahku pasti dia lebih cerewet bertanya ini itu.

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Aku senang kalau pekerjaanku mengirimku ke sana dan ke mari, ke luar kota atau ke luar negeri. Tetapi meninggalkan rumah dan anakku berat rasanya. Aku yakin rasa berat itu mungkin sedikit berkurang, kalau ada seorang istri yang tinggal di rumah dan meyakinkan semuanya akan baik-baik saja. Tentu aku akan bawakan oleh-oleh yang banyak untuk dia.

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Kalau aku harus pulang cukup larut dari kantor atau acara, lelah rasanya mulut berbicara. Kemudian anakku yang lagi suka buku tertentu minta aku membacakannya. Tentu aku tidak bisa menolak untuk melakukannya. Kalau saja aku punya istri, dia bisa membantu membaca sambil menterjemahkan, aku menyumbang memperbaiki tata bahasa sekali-sekali sambil mengantuk.

gambar dari womens life today.
gambar dari womens life today.

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Terutama kalau menghadiri acara potluck yang kita harus mencocokkan menu yang dibawa oleh orang lain. Kemudian mengambil waktu untuk memesan di tempat tertentu dan meyakinkan jumlahnya cukup. Sepertinya aku tidak terlahir dengan kemampuan seperti itu.

Terkadang aku merasa membutuhkan istri. Tetapi aku bersyukur aku masih punya “the next best thing” yang bernama Mbak Inah atau Sukinah dari Pacitan yang akan mudik hari ini. Dia berjanji akan kembali sebelum libur berakhir. Kosmos menyertai perjalananmu Mbak Inah, semoga mudikmu lancar dan sukses, dan lekas kembali membantu kami.

10 respons untuk ‘Istri

  1. Baru saja percakapan mengenai istri ini menghampiri saya… dan mereka membuat saya menerjemahkan istri seperti “pembantu” yang legal untuk ditiduri, dan melanjutkan nama keluarga

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s