20 Album Berusia 20 Tahun di 2015 (Bagian 2)

Kalau sudah ngomong nostalgia, rasanya susah berhenti. Maklum, semua yang sudah lewat itu akan terasa lebih indah saat dikenang.

Makanya, di bulan Ramadhan ini banyak sekali bermunculan acara buka puasa berkedok reuni. Baik itu reuni sekolah, reuni kantor lama, ataupun reuni yang lain. Reuni dengan mantan pacar? Wah, pahalanya pasti berlipat ganda. Sudah buka, masih bisa menahan hawa nafsu.

Lalu apa hubungannya dengan tulisan di bawah ini?

Tentu saja tidak ada. Hahaha.

Tapi ‘kan kita sedang melihat ke belakang apa yang pernah jadi bagian dari keseharian kita. Tidak tanggung-tanggung, 20 tahun ke belakang. Dan “kebetulan” apa yang kita lihat, atau kita dengarkan ini, masih terasa relevan saat diputar sekarang. Ya, nggak?

Paling nggak silakan Anda menilai sendiri dengan mendengarkan playlist di bawah, dan bandingkan dengan playlist minggu lalu. The fact bahwa saya masih bisa mengingat album-album di bawah ini, dan masih mendengarkan di berbagai kesempatan, menunjukkan bahwa good music lasts.

Yuk kita lanjutkan tulisan minggu lalu.

  1. Medusa (Annie Lennox)
Medusa (Wikipedia)
Medusa (Wikipedia)

Semua album ini berisi daur ulang lagu-lagu lama dari dekade 1960-an dan 1970-an. Tapi semua terasa baru. Dari gaya bernyanyi Annie Lennox, tata ulang musiknya, semuanya terasa baru. Lagu “No More I Love You’s” sempat diputar cukup sering di radio. Saya pun tergerak beli saat berada di sebuah toko kaset di dekat toko buku Gramedia. Dibawa pulang, akhirnya semalaman menghapalkan seluruh lagu di kaset ini.

  1. Nobody Else (Take That)
Nobody Else (Wikipedia)
Nobody Else (Wikipedia)

Pas album ini baru saja keluar, eh Robbie Williams keluar dari grup ini. Rasa nyesek-nya persis seperti waktu Zayn Malik keluar dari One Direction. Karena belum ada internet, jadilah semua majalah remaja memberitakan hal ini sampai di beberapa edisi. Apalagi single mereka “Back for Good” baru saja dirilis. Seakan-akan anggota grup yang lain ngarep dengan melas supaya Robbie balik lagi.

  1. Pieces of You (Jewel)
Pieces of You (Wikipedia)
Pieces of You (Wikipedia)

Adem. Itulah kesan pertama pas saya mendengarkan “Who Will Save Your Soul?” di radio, tanpa tahu siapa penyanyinya. Padahal ada sedikit kesan marah di lagunya. Tapi suaranya yang diberat-beratkan di lagu itu membuat kesan ‘adem’ di pendengarnya. Atau mungkin saya saja ya? Dan akhirnya lagu “You Were Meant For Me” yang mengawali jatuh cinta saya terhadap seisi album ini.

  1. Saturday Morning: Cartoon’s Greatest Hits (Various Artists)
Saturday Morning: Cartoon's Greatest Hits (Wikipedia)
Saturday Morning: Cartoon’s Greatest Hits (Wikipedia)

Pendorong beli lagu ini? Apalagi kalau bukan lagu “Open Up Your Heart (And Let the Sunshine In)” dari Frente!, band Australia yang sempat ngetop dengan “Bizarre Love Triangle” versi akustik mereka. Pertengahan 1990-an, genre musik alternative masih berjaya di radio dan di media lain. Jadi album ‘sederhana’ ini, yang isinya grup musik alternative menyanyikan ulang lagu-lagu pengantar serial kartun televisi, cukup populer juga pada jamannya. Jaman kami masih muda belia imut menggoda. Sekarang? Wallahualam.

  1. Something to Remember (Madonna)
Something to Remember (Wikipedia)
Something to Remember (Wikipedia)

Kalau ingin tahu sensasi Madonna dari tahun 1980-an sampai awal 1990-an, silakan google sendiri. Orang tua saya sempat ketar-ketir kalau anaknya membawa majalah ke rumah yang ada tulisan “Madonna” pun. Seakan-akan Madonna itu bersinonim dengan kata haram.
Lalu muncul album “Bedtime Stories” tahun 1993. Kok manis ya. Lalu muncul lagu “Take a Bow” dari album itu. Kok anggun sekali.
Dan menjelang akhir pertengahan 1990-an, nyaris tanpa sensasi apapun, Madonna mengeluarkan album greatest hits pertamanya ini. Lihat saja cover albumnya. Siapa sangka itu Madonna?

  1. Terbaik Terbaik (Dewa 19)
Terbaik Terbaik (Dewa 19)
Terbaik Terbaik (Dewa 19)

Tidak ada acara pentas seni sekolah yang tidak akan menyanyikan salah satu lagu di album ini. Seakan-akan ini jadi kaset yang wajib dimiliki anak SMA dan SMP kala itu. Dan sampai sekarang pun, rasanya ini masih jadi album terbaik Dewa. Kenapa rasanya? Karena mendengarkan setiap lagu di album ini menggunakan rasa yang berbeda dari kebanyakan album lainnya. Ada hati yang tersangkut di setiap lagu. Gitu. Tentu saja kita pilih “Cinta ‘Kan Membawamu Kembali” sebagai salah satu lagu cinta Indonesia terbaik dari abad lalu.

  1. Tragic Kingdom (No Doubt)
Tragic Kingdom (Wikipedia)
Tragic Kingdom (Wikipedia)

Tiba-tiba di radio sering terdengar lagu “Just a Girl” menjelang akhir 1995. Mungkin salah satu lagu yang akan mengawali musim anak sekolah menggemari musik ska ya? Entah kenapa, ada hook dari lagu ini yang membuat saya kepincut. Setelah tahu penyanyinya bernama No Doubt, dengan vokalis yang punya anting-anting di udelnya bernama Gwen Stefani, saya pun bergegas mencari kaset album ini … Dan jatuh cinta dengan lagu berjudul “Don’t Speak”.

  1. Waiting to Exhale OST (Various Artists)
Waiting to Exhale (Wikipedia)
Waiting to Exhale (Wikipedia)

Album pengantar patah hati. Dua puluh tahun, berpuluh kali … Nggak, ding. Cukup beberapa kali patah hati, tapi selalu kembali ke album ini. Seperti ada yang terwakili di setiap lagu dari album ini. Pesannya hampir semua: “it’s gonna be okay in the end. Reach out to your friends.” Susah rasanya menemukan album lain yang mengumpulkan semua penyanyi perempuan R&B terbaik tahun 1990-an di satu album. Sama susahnya harus memilih satu lagu yang mewakili album ini, karena semua sama bagusnya. Kalau sudah pasrah gak bakal balik lagi, puter lagu “Let It Flow” Toni Braxton. Kalau masih penasaran kenapa gak bisa move on, puter lagu “Why Does It Hurt So Bad?”. Yang jelas, mendengarkan album ini dari awal sampai akhir, bikin kita bernafas lega. “Exhale”.

  1. (What’s the Story) Morning Glory? (Oasis)
(What's the Story) Morning Glory? (Wikipedia)
(What’s the Story) Morning Glory? (Wikipedia)

Mungkin album rock terbaik dari dekade 1990-an. Mungkin juga selama 20 tahun terakhir ini. Yang jelas, nyaris tidak ada waktu yang terlewat di antara teman-teman saya yang anak band (tentu saja saya bukan) untuk memainkan lagu-lagu seperti “Don’t Look Back In Anger” atau “Champagne Supernova” di setiap kesempatan. Tapi coba perdengarkan sebait lirik ini sekarang:

today / is gonna be the day / that they’re gonna throw it back to you …

Pasti ada yang nyaut dan nyambung:

… by now / you should’ve somehow / realized what you gotta do.

After all, we cannot help not humming toWonderwall”.

Untuk album terakhir di tulisan, saya mau minta maaf sebelumnya karena agak “cheating”. Saya pikir ini album keluaran tahun 1995. Tapi setelah googling, ternyata ini album keluaran tahun 1994. Usut punya usut (lama ya gak kedengeran lagi istilah ini), album ini dirilis di akhir tahun 1994, yang berarti di kebanyakan negara lain, termasuk di Indonesia, baru dirilis tahun 1995. Dan demikian pula saya mengingat album ini, karena baru beli di awal tahun 1995.
Dan buat saya pribadi, inilah album yang paling memorable.

  1. CrazySexyCool (TLC)
CrazySexyCool (Wikipedia)
CrazySexyCool (Wikipedia)

Sexy. Itulah kesan pertama waktu mendengarkan kaset ini dari awal sampai akhir. Mungkin kesan seksi itu datang karena album ini didengarkan pada masa akil balig. Bisa jadi. Toh album ini begitu menggoda dengan tampilan sampul album warna merah menantang, dan tarikan suara ketiga perempuan ini sungguhlah mempesona. Mulai dari “Creep”, “Diggin’ on You”, sampai akhirnya “Waterfalls”, yang sampai sekarang tak pernah bosan menonton video klipnya. Salah satu album yang masih bikin kepala otomatis bergoyang, meskipun sekarang didengarkan dari iPhone, bukan Walkman lagi.

Nah, sekarang silakan dengarkan satu per satu lagu di bawah untuk menemani hari ini.

Dan ada bonus dua lagu yang buat penulisnya sendiri terasa 1995 sekali.

Kalau masih ada lagu yang belum dimuat, silakan request di sini. Sekalian buat kirim salam. Pas kan?

10 respons untuk ‘20 Album Berusia 20 Tahun di 2015 (Bagian 2)

  1. Aku nabung buat beli Waiting to Exhale karena suka sama Babyface. Dan kemudian, “why does it hurt so bad” jadi lagu patah hati terbaik sampai sekarang. Terutama di bagian:

    You make me wanna you make me wanna shoot you. Dor.

    Asik nih nostalgia siang siang. Makasih Linimasa!

    Disukai oleh 2 orang

  2. Tahu “Take A Bow” di tahun 2013, telat banget, ya? Tapi berkesan karena tahunya dari orang yang saya sukai.
    Terima kasih tulisannya, Mas. Terasa menyenangkan sekali saat membacanya. Terima kasih juga buat link unduhannya. 🙂

    Suka

    1. Baru aja semalam nonton ulang video klip “Take a Bow” di Youtube. Eh ini ngomongin lagu “Take a Bow” yang Madonna kan? One of her best songs, indeed.
      Cieee … Yang dikasih tau dari orang yang disukai … 😉

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s