Berhubung badan masih sedikit lelah dari rangkaian kerja pekan ini, maka saya mengajak Anda mendengarkan cerita beberapa teman saya lagi kali ini. Sedikit berbeda dari yang sebelum-sebelumnya, rangkaian cerita yang Anda baca hari ini agak susah dirangkai. Maklum, temanya sensitif. Tidak seperti yang sudah-sudah. Mengajak mereka mengingat-ingat lagi pun perlu waktu agak lama dari biasanya. Yang penting, sudah tertuliskan.
(QB, 30 tahun, pekerja swasta di bidang finansial)
โMasih inget gak, apa yang kamu lakukan waktu putus?โ
โHmmm. Yang mana nih?โ
โTerserah.โ
โYang terakhir kali ya. Well, kalau diingat-ingat sekarang sih, lucu juga kejadiannya. Cenderung malu-maluin. Tapi waktu ngelakuin sih, gak kepikiran malu sama sekali.โ
โEmang ngapain?โ
โMarah. Marah banget. Diputusin lewat telpon. Dia lagi di luar kota. Di luar pulau, malah. Gak pake mikir lagi, gue langsung ke bandara, cari flight paling cepet, nyusulin dia. Begitu sampai, cari mobil sewa, langsung cari dia.โ
โWow. Heboh banget. Ketemu?โ
โKarena gue yang bookingin hotelnya, ya tau lah dia di mana. Gue tungguin banget sampe malem. Eh pulang-pulang, dia udah bawa orang baru. Dia kaget. Gue kaget, tapi gue tahan. Gue cuma labrak aja mereka. Gue ambil kunci mobil dia, gue lempar ke laut. Gue pergi dari situ. Dan gue ambil tas dia, beserta isinya. Gue yang beliin tas itu.โ
โBusyet.โ
โYa begitulah. You donโt know what you are capable of, until you get hurt.โ
โAmpun.โ
(NL, 33 tahun, pemilik perusahaan jasa desain)
โCorrect me if Iโm wrong, tapi seinget gue, kayaknya elo pernah kan ya doing something dramatic pas elo putus?โ
โHah? Dramatis apaan? Pas kapan?โ
โPas ama mantan elo yang kita pernah pergi liburan bareng.โ
โOh, dia. Hehehehe. Iya.โ
โWaktu itu elo ngapain ya? Pergi kan?โ
โHe eh. Waktu itu masih kerja kantoran. Semalam sebelumnya, putus. Terus sampai di kantor, bengong, mata masih sembab. Besoknya long weekend. Akhirnya gue nekat.โ
โRemind me, what did you do?โ
โDari kantor gue langsung ke bandara, cari tiket pesawat ke Bali biar mahalnya setengah mati karena langsung beli, sambil nunggu boarding langsung pesan kamar hotel di Bali yang harganya juga selangit, dan gue gak bawa apa-apa.โ
โCuma bawa tas kerja aja?โ
โHehehe. Gak ding. Gue bawa tas traveling yang emang gue tinggal di kantor selama ini kalau ada business trip, tapi waktu itu tasnya gue isi ama satu botol Vodka doang.โ
โBok!โ
โHahahaha. Jadi begitu nyampe kamar hotel, gue bengong, tiba-tiba nangis sendirian, trus mulai buka botol.โ
โBahaya kali ah, mabuk sendirian.โ
โYa kan I know my limit. Udah, tepar aja abis itu. Bangun tidur, nangis, minum, nangis, tidur lagi. Begitu terus sampai dua hari. Baru di hari ketiga mulai keluar kamar.โ
โKarena โฆ?โ
โBosan. Lapar. Dan gak bawa baju banyak. Akhirnya shopping deh. Hehehehe.โ
โDasar!โ
(WA, 30 tahun, wiraswasta)
โOkay, I need to know this. Sebagai orang yang gak pernah mutusin, selalu diputusin โฆโ
โCurhat banget, mas.โ
โBodo. Sebagai orang yang selalu diputusin, tell me, does it actually hurt to be the one who calls it off?โ
โYa iya lah. Tetep aja.โ
โHow come? Tell me.โ
โHmmm. Waktu itu, gue ngerasa kami, atau mungkin gue kali ya, sudah gak bisa jalan bareng lagi. Udah gak cocok. Udah gak ngerasa happy kalau lagi sama dia. Bawaannya marah terus. Jadi gue ngerasa, lebih baik segera udahan aja.โ
โTerus? Ngomongnya gimana?โ
โOver lunch. Di tempat umum biar gak awkward. Tapi mau gimana pun, tetep aja awkward. Dan lunch yang cuma satu jam lebih dikit itu rasanya udah kayak setahun lebih. Lama banget.โ
โLalu?โ
โYa dia kaget, I can tell. Marah. I understand. Malamnya, dan besoknya, gue telpon, berusaha untuk reached out, paling nggak nanyain kabar, make sure dia baik-baik aja. Eh gue udah diblocked. Hahahaha. Setelah lama banget, baru nyadar, ya kalau lagi kayak gitu, siapa juga yang baik-baik? Dan siapa juga yang mau terima kabar dari orang yang baru mutusin? Bego banget gue.โ
โHahaha. Ya iya lah. Itu kan seperti udah jadi basic knowledge.โ
โI know. But when it comes to hearts, kalau udah ngomongin hati, you will forget knowledge and brain. You just jump into feelings.โ
โI guess.โ
(DY, 34 tahun, konsultan)
โSo, you were married before, and you had divorce?โ
โBukan menikah secara legal. Tapi kami hidup bersama selama beberapa tahun. Sudah seperti menikah rasanya. Dan waktu kami memutuskan untuk berpisah, ya memang seperti perceraian rasanya.โ
โWow. Gue cuma bisa membayangkan. It must be painful.โ
โOf course. Semua perpisahan pasti menyakitkan.โ
โTapi sekarang elo baik-baik saja. I mean, you look fine and sound wise about it.โ
โHahaha. Thank you. Tapi tentu saja di awal-awal sangat menyakitkan. Gue sering nangis. Sering marah ke diri sendiri. But as time goes by, you are used to it.โ
โMaaf sebelumnya, but how messed up were you?โ
โItโs okay. Toh udah lama banget juga kejadiannya. Kalau ditanya seberapa messed up, Iโd say pretty messed up. Tidak sampai menyakiti diri sendiri seperti di cerita-cerita novel atau film memang. Karena waktu itu, I put my mind over heart first.โ
โMaksudnya?โ
โBegini. Karena kami pasangan yang tinggal bersama sudah cukup lama, maka kami pun menjalani hari-hari ya sebagai pasangan. As one unit, one item. Diundang datang ke acara pun sebagai pasangan. Memiliki beberapa barang sebagai milik bersama. Pergi liburan bersama. Jadi waktu kami memutuskan untuk berpisah, aku sempat sedih. Sehari.โ
โWhat?โ
โIya. Sehari. Sehari semalam aku nangis sejadi-jadinya. Lalu keesokan harinya, aku mulai menyortir, mana undangan yang perlu kami hadiri sebagai pasangan, mana yang tidak. Ada undangan pernikahan sahabat, karena dia sahabat gue, maka gue pelan-pelan bilang ke dia, kalau gue akan datang sendirian. Dia kaget, heboh, langsung nelpon dari luar negeri. Berhubung kami juga punya beberapa friends in common, kami sepakat untuk pelan-pelan memberitahukan ini ke teman-teman tersebut, privately.โ
โWow.โ
โLalu beberapa hari kemudian, gue mulai mendata barang-barang di rumah. Mana yang dia bawa, mana yang jadi milik gue. Mendata hutang juga. Siapa yang pernah bayarin buat apa. Didata semua satu per satu.โ
โThatโs crazy!โ
โMemang terdengar aneh, tapi itulah yang gue lakukan. That sounds crazy, but it only sounds crazier if you donโt do those stuff.โ
โKok bisa?โ
โBecause youโd hold on to items that only evoke painful memories, dear. Biar bagaimanapun juga, kita harus move on โkan? Dan itu prosesnya lama. Harus segera dimulai secepatnya, supaya bisa pelan-pelan dijalani.โ
โHmmm โฆโ
โTrust me, at the end of a relationship, keep your mind and logic above heart and feeling. It will save you. It will keep your whole self intact. And that is the best love you can give to yourself.โ
Tinggalkan komentar