Bulan: April 2015

  • Masih Hal yang Sama

    Kita baru Kartini-an lagi kemarin. Momen yang–bagi sebagian orang–dirasa tepat untuk kembali berbicara tentang perempuan dan keperempuanannya di Indonesia, baik yang setuju maupun menolak apa pun itu lewat beragam alasannya. Bukan cuma pembahasan antara laki-laki dan perempuan, bahkan juga antara sesama laki-laki, maupun sesama perempuan. Sebab ada anggapan, hanya aktivis saja yang saban hari konsisten…

  • Terjadi Setiap Hari Di Sekitar Kita (Jilid Dua)

    nb: gambar (lagi-lagi) saya comot punya John Holcroft

  • Turun Salju di Jakarta

    Turun Salju di Jakarta

    Siang ini entah kenapa terasa begitu dingin, bersaljukah Jakarta tercinta? Dalam setiap kesempatan aku mendamba turunnya salju di kota metropolitan, semua jadi putih. Sudirman putih. Senayan putih. Tanah Abang putih, rumahku putih. Dan bisa kukenakan kacamata salju pemberian kawanku ini di Jakarta, dan bisa kukenakan mantel bulu cantik ini di Jakarta. Kupandangi sekali lagi kaca…

  • Maria dan Fatima

    “Pesawatku mendarat jam 17.55” kata Fatima di telepon untuk Maria di seberang pulau. Mereka sudah terpisah sejak Sekolah Dasar di sebuah desa di Jawa Tengah. Tak hanya satu sekolah mereka pun bertetangga. Hampir tidak ada sore dilalui tanpa bermain bersama. Walau masing-masing memiliki hobi yang berbeda. Maria lebih suka main masak-masakan dan penganten-pengantenan, sementara Fatima…

  • Asing Asong Asu

    Beberapa hari yang lalu sebuah bank lokal bernama BNI terbuka jalannya untuk membuka kantor cabang di Korea. Hal tersebut ditandai dengan kesepakatan antara  Indonesia dan Korea dalam perjanjian bilateral kedua negara. Atas kesepakatan tersebut  BNI diperkenankan untuk membuka  usaha di sana dan sebagai balasannya Shinhan Bank, sebuah bank asal Korea boleh beroperasi di sini. Di Kuala Lumpur…

  • Sepuluh Tahun yang Lalu

    Dia pernah berpikir kalau dia tidak percaya takdir. Manusia akan menjadi apapun yang mereka ingin jadi, belanya. Tapi hari ini dia tidak begitu yakin. Bangun pagi, minum kopi, berangkat kerja, makan siang, pulang ke rumah, istirahat Cuma jadi rutinitas yang dilakukan tanpa arti. Cuma badannya yang di tempat. Dia sedang terbang. Jauh. Ke depan. Ke…

  • Eternity

    When I was a kid, I always thought that I would end up living with the first person I have a crush on forever, until the end of time. Of course, the concept of “until the end of time” at the time was thought to be that we, the two of us, would leave the…

  • Ndak Tau

    Azan Lohor berkumandang, tak lama setelah ia bangun dari tidur telatnya. Sadar masih pengangguran, tidak serta merta membuat Didi bergegas untuk mulai menjalani kehidupan hari itu. Selama beberapa saat, ia masih membuai dirinya sendiri di atas tempat tidur pegas dengan permukaan sudah bergelombang. Seprai kusam yang berantakan, makin terlihat tak karuan setelah manuver merenggangkan tubuh,…