Vakansi yang Janggal

"The plan is, I have no plan."
“The plan is, I have no plan.”

“Apakah Anda termasuk yang suka merencanakan semuanya hingga detail terkecil, atau lebih memilih improvisasi?” Saya selalu bingung jika diberikan pilihan ini. Tidak jarang saya menjadwalkan kegiatan dan pertemuan dari jauh-jauh hari sehingga merasa agak kesal jika ada pembatalan mendadak dan sudah dekat waktunya. Tetapi tidak jarang pula saya pergi ke suatu tempat dengan hanya satu hal di “to-do list”: sampai ke tempatnya.

Dua tahun yang lalu saya diundang media trip ke Stockholm. Ternyata perjalanan kembali ke tanah air pas di tanggal ulang tahun saya. Ketika menimbang, kok rasanya sayang ya, kalau menghabiskan waktu ulang tahun di pesawat, dan jamnya bisa berkurang karena perjalanan melewati garis waktu. Akhirnya saya putuskan untuk tinggal beberapa hari di kota kami transit waktu itu; Istanbul, Turki. Cukup dua hari saja, dan sendiri. Kurang lebih seminggu dari perjalanan itu saya memesan tempat menginap di AirBnB, kemudian baru sadar kalau tempatnya dekat sekali dengan Taksim Square yang waktu itu masih ramai dengan demonstrasi. Selain menyewa tempat, saya sama sekali tidak menyiapkan apapun untuk perjalanan ini.

Dua hari di Istanbul sendiri tanpa rekan seperjalanan memang agak nyeri-nyeri menyenangkan, tetapi tetap menyenangkan. Saya ke tempat-tempat touristy, seperti Grand Bazaar sambil sesekali menanggapi atau tidak menanggapi sapaan dan rayuan para pedagang yang maut sekali. Saya menampik ajakan seorang laki-laki – yang katanya asalnya dari Syria – usia 21 tahun untuk merayakan ulang tahun saya bersama teman-temannya (walaupun saya belanja banyak turkish delight di tokonya, karena dia lumayan ganteng). Saya berkeliaran di sekitar Blue Mosque dan Aya Sofia seperti turis pada layaknya, walau akhirnya hanya berani selfie karena tidak berani minta tolong diambilkan foto pada orang lewat karena takut kamera saya dibawa lari. Saya membiarkan diri terjebak oleh akal bulus penjual karpet, tapi kemudian berhasil meloloskan diri (atau tepatnya diusir secara tidak hormat ketika saya berkeras tidak mau beli karpet). Saya juga duduk berlama-lama di sebuah warung kopi dekat tempat saya menginap dan mengamati dengan penuh rasa tertarik polisi-polisi Turki yang gantengnye menyegarkan mata, sedang menyeruput cay mereka sambil mengobrol.

Keesokan harinya saya memberanikan diri mengobrol dengan penjaga AirBnB yang ternyata cukup ramah. Dia mengenalkan dengan beberapa orang Belanda yang menginap di sana juga. Karena tidak ada rencana, saya minta direkomendasikan tempat yang dekat tapi patut dikunjungi, lalu dia menyebutkan Galata Tower, yang karena dia dan salah satu orang Belanda mau pergi ke arah yang sama, kami akhirnya berjalan ke sana. Kembali lagi saya mengantri dan naik ke menara bersama para turis dan menyaksikan pemandangan dari ketinggian yang truly breathtaking.

f508300ce1cd58e085d7b9e8aa1b36f2

Ketika waktunya perjalanan kembali, saya memutuskan ke bandara naik metro daripada taksi. Saya pun berjalan ke arah Taksim Square (stasiun metro terletak di bawahnya), sambil menarik koper berat di jalan yang lumayan menanjak. Sampai di Square, sangat berbeda dengan hari sebelumnya yang sangat sepi, hari itu ada demonstrasi ramai sekali, lengkap dengan orang jualan berbagai macam barang; dari t-shirt, terompet hingga makanan. Saya pun permisi permisi menembus keramaian sambil menarik koper dan ingin rasanya ikut bernyanyi dengan mereka yang sedang demo, tapi sayang saya tidak tahu lagunya. Akhirnya berakhir juga perjalanan saya, yang sedikit sekali dokumentasi gambar dan kalau saya ceritakan ke beberapa teman, mengundang komentar, “Jauh-jauh ke Turki kok begitu doang?” Tetapi saya tidak ada penyesalan. Semua yang saya alami saya tetap ingat, dan setiap kali terbayang selalu menimbulkan senyum. Itu saja sudah cukup.

8 tanggapan untuk “Vakansi yang Janggal”

  1. […] itulah seni traveling tanpa rencana. Seperti Leila pernah bilang sebelumnya, bahwa “sometimes the best traveling plan is the one without any plans”, maka saya mengamini […]

    Suka

  2. asa 'dhie' hati Avatar
    asa ‘dhie’ hati

    Sangat ingin sekali pergi ke Turki…. 😛

    Suka

    1. yuk!

      Suka

  3. Setuju banget.. kadang liburan tidak perlu perencaan detail.. cukup menikmati prosesnya aja 😀

    Suka

    1. yep!

      Suka

  4. Exactly. Kadang liburan itu bisa sekedar duduk di taman dan membaca.

    Suka

    1. iya deh yang sedah di taman..

      Suka

    2. What’s up with Nauval Dan taman ya?

      Suka

Tinggalkan komentar

About Me

I’m Jane, the creator and author behind this blog. I’m a minimalist and simple living enthusiast who has dedicated her life to living with less and finding joy in the simple things.